Budilaksono.com...Salam
Inspiratif, kepada bapak ibu membudidaya dan siswa SMK Perikanan bahwa pendederan
ikan gurame dengan teknologi Recirculation Aquaculture System (RAS) dapat
meningkatkan padat tebar hingga 28 – 30 ekor per liter dari sistem konvensional
padat tebar hanya 2 ekor per liter.
Masa
pemeliharaan benih sistem RAS juga relatif lebih pendek yaitu 30 hari telah
mencapai ukuran 2 – 4 cm, dengan tingkat kelulusan hidup mencapai 95% dan
tingkat keseragaman ukuran hingga 90%. Dalam sistem konvensional, waktu pemeliharaan mencapai 50 hari,
kelulusan hidup hanya 60% dan keseragaman ukuran 80%. Produktivitas produksi
dengan teknologi RAS naik hingga 140 kali lipat dibanding konvensional.
Saat
dikomunikasikan kepada Direktur Jenderal Perikanan Budidaya Slamet Soebjakto, menjelaskan bahwa teknologi RAS merupakan
teknologi yang tepat dalam meningkatkan produktivitas pembenihan ikan dengan
mengefisiensikan penggunaan air dan lahan, disamping itu menciptakan usaha yang
minim dampak negatif terhadap ekologi.
“Teknologi
RAS ini merupakan teknologi pembenihan ikan intensif yang dapat diterapkan
untuk berbagai jenis komoditas baik tawar, payau maupun laut, sehingga nantinya
dapat menjadi solusi mengatasi permasalahan kebutuhan benih ikan di seluruh
Indonesia”, ujar Slamet.
Kemudian
Slamet mengatakan keunggulan RAS dibandingkan sistem konvensional diantaranya
yaitu aman dari pencemaran yang terjadi di luar lingkungan perairan sehingga
sanitasi dan higienitasnya lebih terjaga serta ramah lingkungan. Selain itu,
juga mudah dalam pemeliharaan dan stabilitas kualitas air lebih terjaga serta
penggunaan air lebih hemat.
|
perbaiki kolam beton |
“RAS
harus terus dikembangkan untuk berbagai komoditas budidaya karena dapat mengendalikan
hama dan penyakit, meningkatkan efisiensi pemanfaatan pakan serta meningkatkan
produktivitas sistem budidaya, sehingga pendapatan juga akan meningkat tajam”,
tambah Slamet.
Penerapan
budidya gurame menggunakan Aplikasi Teknologi RAS yang dilakukan oleh Tim Balai
Perikanan Budidaya Air Tawar (BPBAT) Tatelu KKP berhasil karena kebutuhan benih
gurame di Provinsi Sulawesi Utara tercukupi.
Kepala
BPBAT Tatelu, Fernando J. Simanjuntak selaku kepala BPBAT Tatelu menyebutkan
bahwa penerapan RAS ini memang ditujukan untuk meningkatkan padat tebar benih,
kelangsungan hidup, keseragaman serta laju pertumbuhan sehingga terjadi
peningkatan produktivitas. Fernando menjelaskan secara singkat teknis, ekomomis
dan secara operasionalnya.
Secara
Teknis :
- Komponen
RAS secara teknis yang digunakan terdiri dari wadah pemeliharaan, tabung
filter, lampu UV, reservoir dan heater (pengatur suhu) serta pompa air
- Wadah
pemeliharaan benih dapat disesuaikan dengan kebutuhan dan telah terintergrasi
dengan sistem resirkulasi. Sedangkan reservoir, heater dan pompa air berada
diluar wadah pemeliharaan ikan.
- Filter
akan berfungsi sebagai unit pembersihan dan perbaikan kualitas air, kemudian
tempat berkembangnya bakteri pengurai amonik sisa pakan dan feses atau sisa
metabolisme lainnya.
- Tabung filter dan UV terbagi atas 2 (dua) yaitu 2 (dua)
filter kimia yaitu 75% zeolit dan 25% arang aktif dan 1 (satu) filter biologi
yaitu dengan penggunaan bioball
Secara
ekonomi :
Usaha
pendederan ikan gurame dengan teknologi RAS sangat menguntungkan. Dengan Biaya investasi untuk wadah pemeliharaan
berupa container plastik ukuran 47 cm x 65 cm x 40 cm sebanyak 18 buah,
kemudian pembelian rak besi, bak reservoir, tabung filter, media filter (zeolit
dan arang aktif), pompa, lampu UV dan heater membutuhkan biaya sebesar Rp. 33,6
juta, dengan biaya penyusutan per siklus (2 bulan) sebesar Rp. 1,2 juta.
Secara
operasional :
- Membutuhkan
sebesar Rp. 14 juta per siklus untuk pembelian telur gurame, cacing sutera,
obat-obatan dan biaya listrik.
- Telur
gurame yang ditebar sebanyak 30.000 telur menghasilkan produksi benih gurame
ukuran 2 – 4 cm sebanyak 25.500 ekor per siklus.
- Jika
harga per ekornya adalah Rp. 2 ribu, maka penghasilan setiap kali siklus adalah
Rp. 51 juta.
- Keuntungan
per siklus sebesar Rp. 34,5 juta selama 2 bulan, sedangkan keuntungan setahun
mencapai Rp. 207 juta, ini sangat menguntungkan secara ekonomi karena pay back
periode (waktu pengembalian modal) hanya ± 0,7 tahun.
- Pendapatan
pembenihan gurame dengan teknologi RAS mampu mencapai Rp. 49.000,- per liter
air dalam wadah budidaya sedangkan konvensional hanya Rp. 317,- atau meningkat
rata-rata sebesar 155 kali lipat.
- Hal
ini dimungkinkan karena padat tebar dengan teknologi RAS jauh lebih tinggi.
Demikianlah
informasi tentang Keuntungan melimpah Budidaya Gurame dengan penerapan sistem RAS dengan waktu yang singkat Kondisi
ini menunjukkan bahwa pemanfaatan teknologi RAS pada pembenihan ikan terbukti
jauh lebih efisien dalam penggunaan air dan lahan dibandingkan sistem
konvensional. Semoga informasi ini bermanfaat. (Sumber : KKP)