Budilaksono.com....Salam
Inspiratif, Kepada seluruh guru selamat hari guru ke 74 pada tahun 2019. Guru
tahun 2019 tidak diharapkan mengajar lagi tetapi menjadi inspirator dan
motivator kepada peserta didik untuk menyiapkan Sumber daya manusia (SDM) yang
terampil dan bersaing untuk menciptakan lapangan kerja yang berjiwa
intrepeneur untuk masa depan Indonesia.
Saat
kami membacakan pidato Menteri Pendidikan dan kebudayaan Indonesia Nadiem Anwar
makarim pada upacara Hari Guru tanggal 25 Nopember 2019 dilapangan utama
Sekolah, kami bangga memiliki menteri yang mengritisi menteri sebelumnya yang
membebani guru dengan seabrek administrasi sehingga tidak sempat mengajar di
kelas demi selesaikan tugas.
Semoga
pidato mendikbud yang dibacakan oleh seluruh holder dan sekolah dipelosok
Indonesia bukan hanya kata-kata dan sebagai serimonial saja tetapi harus
diaplikasikan, sehingga tugas dan fungsi guru nyata untuk mencerdaskan anak
bangsa.
Kami mencermati isi pidato dari mendikbud pada Hari Guru ke 74 ini, berharap kepada Mendikbud untuk menyederhanakan kenaikan pangkat guru-guru karena yang terjadi sekarang banyaknya administrasi berkas yang harus dikumpulkan demi dapatkan
90-100ribu perbulan untuk nilai kenaikan pangkat, yang tidak mudah didapatkan. Seringnya gagal atau hilang
berkas dalam kenaikan, membuat trauma para guru, akhir mentok golongan pangkatnya.
Kami
usul naik pangkat guru secara otomatis yang tidak perlu menyerahkan berkas yang
seabrek yang belum tentu naik. Dengan langkah ini, maka
pidato Mendikbud sudah sebagian diwujudkan secara nyata.
Dan
ada wacana bahwa kurikulum Pendidkan 2013 ini akan dilakukan pembenahan. Seperti yang diberitakan dalam jpnn.com, Sekretaris Kabinet Pramono
Anung Wibowo mengatakan bahwa Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim
mendapat kewenangan penuh dari Presiden Joko Widodo alias Jokowi untuk
membenahi pendidikan nasional, salah satunya kurikulum.
Pramono
menyampaikan hal itu ketika dikonfirmasi terkait pernyataan Nadiem yang
menyebut kurikulum yang ada sekarang ini terlalu berat.
"Presiden
sangat mengharapkan ada perubahan drastis di dalam sistem pendidikan kita.
Kenapa presiden memilih Mas Nadiem, salah satu faktornya adalah agar bisa
mengubah paradigma, itu yang paling utama," kata Pramono di Kompleks
Istana Kepresidenan Jakarta, Senin (25/11).
Dia
menyebutkan bahwa sistem pendidikan yang ada sekarang dianggap masih jauh
ketinggalan zaman dan tidak beradaptasi dengan perubahan lingkungan. "Terutama
dengan era digital ini, sehingga proses belajar mengajar seharusnya ada di
dalam ruangan kelas, bisa di luar kelas, bisa dengan pelatihan," sebut
Pramono.
Nadiem
sebagai mendikbud punya kewenangan penuh termasuk dalam membenahi kurikulum
pendidikan nasional. "Pak Nadiem diberikan kewenangan penuh oleh presiden,
bahkan dalam rapat terbatas hal itu disampaikan beliau untuk mengubah paradigma
kurikulum, tata cara belajar mengajar sehingga memberikan kegembiraan pada
siswa untuk belajar dan tidak dijejali dengan tugas-tugas yang terlalu berlebihan,"
tandasnya.
Dikatakan
Nadiem memang benar bahwa kurikulum 2013 untuk guru sangat berat. Bila Nadiem
mendikbud mau melakukan pembenahan, Satu hal yang harus dihilang dalam
mencerdaskan anak bangsa yakni Sistem Remedial. Karena adanya remedial
anak cenderung malas untuk belajar karena ujung-ujung tuntas.
Selain itu harus dibenahi Sistem Raport Online yang diterapkan sekarang ada kelemahan yang mendasar yakni nilai yang di uploud
dalam aplikasi harus nilai tuntas. Kata “Tuntas” inilah yang membuat pusing
para guru sehingga terjadi manipulasi data nilai jadi bagus. Kami guru ingin
jujur dengan kemampuan anak didik kami. Kami tidak ingin sekolah kami kelihatan
diluar bagus/wah/pavorit/hebat/unggulan tetapi didalam melompong kayak sapi
ompong yang tidak punya skill. Bagaimana bila nilai yang di uploud apa adanya/Asli dari guru untuk siswa tampa ada manipulasi nilai sehingga menjadi pembelajaran siswa. Hal ini juga bisa menjadi
parameter pemerintah yakni mendikbud untuk mengetahui kualitas pendidikan
Indonesia sebenarnya. Semoga info ini bermanfaat.