Budilaksono.com....Salam
Inspiratif, Kepada bapak ibu pemula peternak ayam petelur harus hati dan cermat
bila kita akan membudidayakan ayam pertelur. Para perternak harus belajar terlebih dulu kepada peternak yang sudah
lama atau sudah berhasil serta bermitra dengan perusahaan penyedia peternak
ayam petelur. Selain itu peterna juga harus sering-sering cari info di internet
tentang budidaya ayam petelur dari pemeliharaan sampai produksi telur meningkat
serta menanganan penyakit. Terpenting jangan takut bertanya kepada sesama
peternak dan dokter perusahaan mitra bila ingin hasil telur meningkat.
Ayam
peterlur itu ibarat bayi yang harus diperhatikan kebersihanya, dan gisi makanan
sampai kesehatan dengan cermat sehingga tetap sehat tampa ada penyakit dan
hasil telur meningkat. Bagaimana
penanganan ayam petelur yang produksi telurnya menurun sehingga peternak dapat
melakukan antisipasi agar ayam telur yang dipeliharanya menghasilkan telur sesuai
standar hasil produksi.
Pada
akhir tahun 2018 ini terjadi kenaikan harga berbagai input produksi ayam
petelur seperti misalnya pakan, bibit DOC, listrik, transport dan lainnya
sehingga mendorong usaha peternakan untuk berproduksi lebih efisien guna
mendapatkan hasil optimal. Oleh sebab itu guna mencegah kerugian dan para
peternak segera mungkin mengoptimalkan ongkos produksi dan paling tidak dijaga
agar produksi telur tidak turun.
Mengapa kok produksi
telur ayam saya menurun?
Inilah
sahabat kami ngajukan pertanyaan dan ini yang sering menjadi pertanyaan para
peternak ayam petelur pemula. Ternyata ini bukan jawaban yang mudah. Produksi telur menurun karena sebab banyak faktor
yaitu : kualitas telur itu sendiri, mutu bibit, kecukupan nutrisi, kesehatan
ayam, kondisi lingkungan, dan pemeliharaan.
Setelah kami sercing
beberapa media online
dalam hal agar produksi telur mencapai optimal maka harus disertai dengan
konsumsi ransum yang cukup. Nafsu makan yang turun dapat menghasilkan berat
telur yang rendah. Produksi telur tidak hanya bergantung pada berat badan yang
tercapai saat memulai produksi telur, tetapi juga pada perkembangan saluran
pencernaan dan reproduksi. Permasalahan yang sering dialami peternak adalah
produksi telur rendah atau penurunan produksi telur secara tiba-tiba. Seperti
telah dijelaskan sebelumnya, banyak faktor yang dapat menyebabkan produksi
telur turun dan seringkali faktor-faktor tersebut terkait satu sama lain.
Faktor-faktor tersebut dapat berpengaruh terhadap ukuran dan kualitas telur.
Penyebab
umum menurunnya produksi telur meliputi ;
- Kurangnya
lama penyinaran, nutrisi tidak cukup, penyakit, dan umur yang semakin tua dan
stres.
- Kualitas
ransum yang jelek, nutrisinya kurang atau tidak seimbang dengan ransum,
mengandung zat racun dapat menyebabkan penurunan produksi telur. Kadar protein,
energi, dan kalsium sangat perlu diperhatikan. Selain itu, jika ayam tidak
cukup memperoleh air minum, penurunan produksi juga terjadi.
- Kurangnya
lama penyinaran tidak akan merangsang hormon reproduksi agar ayam mulai
bertelur. Suhu terlalu panas akan mengurangi konsumsi nutrisi dari ransum yang
diperlukan untuk pembentukan telur.
- Ventilasi
yang jelek akan meningkatkan kadar amonia. Kandang terlalu padat serta umur
ayam semakin tua juga mempengaruhi produksi telur. Penyakit seperti EDS, ND,
IB, dll juga dapat menurunkan produksi telur.
Ayam petelur membutuhkan lama pencahayaan selama 16 jam untuk mempertahankan produksi telur, Penambahan cahaya cukup 3 watt tiap m2 luas
kandang. Penambahan cahaya dilakukan secara bertahap. Salah satu program
pencahayaan adalah dengan menaikkan lama pencahayaan 1 jam tiap 2 minggu
sehingga pada umur 28 minggu ayam sudah mendapat cahaya tambahan selama 4 jam
semalam.
Ayam telur
membutuhkan ransum dengan nutnsi seimbang untuk mempertahankan produksi telur
selama masa produksi. Nutrisi yang tidak tepat dapat menyebabkan ayam berhenti
bertelur. Masalah yang sering terjadi adalah tidak tersedianya air minum yang
bersih dan segar. Ayam tanpa air minum hanya selama beberapa jam dapat berhenti
bertelur sampai berminggu-minggu. Oleh karena itu, sediakan tempat minum dalam
jumlah cukup sehingga ayam selalu memperoleh air minum yang segar. Kadar
energi, protein, atau kalsium yang tidak cukup juga dapat menurunkan produksi
telur. Sangat penting menyediakan ransum mengandung nutrisi seimbang pada masa
produksi dengan kadar protein 16-18%. Namun nutrisi dalam ransum seringkali
rusak akibat penanganan dan penyimpanan yang kurang tepat. Dua jenis asam
arnino penting yaitu methionine dan lysine perlu ditambahkan dalam ransum
karena ransum seringkali kekurangan asam amino tersebut. Bila mutu ransum
kurang baik, tambahkan premiks untuk rneningkatkan mutu ransum. Ayam telur
dapat menghasilkan sekitar 300-325 butir telur tiap tahun sehingga membutuhkan
kalsium sebanyak 20 kali jumlah kalsiurn yang ada di dalam tulangnya.
Dibutuhkan 25 mg kalsium tiap menit untuk membentuk kerabang telur. Kebutuhan
vitamin D perlu tercukupi agar penyerapan kalsium dan fosfor berlangsung baik.
Pemberian mineral feed supplement dapat membantu memperkuat kerabang telur.
Selain
penyinaran tambahan, nutrisi dan ransum ayam masa produksi juga memerlukan vitamin tambahan. Vitamin
tambahan diperlukan karena vitamin juga terbawa bersama dengan keluarnya telur
dari tubuh ayam. Selain itu, akibat perubahan cuaca atau susunan ransum, ayam
memerlukan vitamin tambahan untuk mencegah stres. Agar dapat mencapai tingkat
produksi telur yang maksimal. Diperlukan Egg Stimulant. Egg Stimulant berguna
untuk mempercepat tercapainya produksi telur yang maksimal sekaligus
mempertahankan produksi telur tetap tinggi.
Lelah kandang (disebut juga cage
layer fatigue atau osteoporosis) sering terjadi pada ayam telur yang dipelihara
dalam kandang baterai. Namun lelah kandang juga dapat terjadi pada ayam yang
dipelihara dengan lantai litter akibat ketidakcukupan kalsium, fosfor dan atau
vitamin D. Gejala-gejaia lelah kandang meliputi kelumpuhan, patah tulang, bentuk tulang
berubah. dan kerabang telur retak. Untuk mencegah lelah kandang, berikan
vitamin dan mineral feed suplement.
Serangan penyakit masih dapat terjadi
meskipun ayam dalam kondisi terbaik. Penurunan produksi telur seringkali
merupakan salah satu gejala awal adanya serangan penyakit. Gejala lainnya dapat
berupa lesu dan bulu kusam, mata berair, keluar ingus dari hidung, batuk,
rontok bulu, pincang, sampai kematian. Jika peternak rnelihat seekor ayam
sakit, lakukan isolasi atau pengafkiran dan amati keseluruhan populasi secara
teliti. Jika curiga ada serangan penyakit, segera hubungi dokter hewan setempat
agar dapat membantu memeriksa sehingga diperoleh diagnosa dan pengobatan yang
akurat. Pada umumnya, saat ayam terkena penyakit apapun, maka produksi telur
akan terganggu.
Penyakit
yang secara langsung dapat menyebabkan penurunan produksi telur. di antaranya
adalah: EDS, ND, IB, CRD dan colibacillosis. Penyakit ND dan IB menurunkan
kualitas kerabang dan bagian dalam telur. EDS menyebabkan kerabang telur sangat
tipis sehingga telur mudah pecah, sedangkan ND dan IB dapat merusak saluran
produksi.
Cara menanganani penyakit ini
adalah :
- Ayam
yang terserang EDS tetap tampak sehat, tidak memperlihatkan gejala sakit tetapi
terdapat penurunan produksi secara drastis disertai penurunan kualitas telur.
Produksi telur turun sebesar 20-40% selama 10 minggu. Untuk mencegah EDS,
lakukan vaksinasi pada umur 16-18 minggu bisa dengan vaksin kombinasi.
- Penyakit
ND dapat menyebabkan produksi telur turun diikuti penurunan kualitas telur,
yaitu kerabang telur menjadi tipis dan kadang-kadang ditemukan telur tanpa
kerabang. Produksi telur dapat mendekati produksi normal setelah 3-4 minggu,
tetapi kebanyakan tidak pernah kembali normal.
- Untuk
mencegah ND, lakukan vaksinasi ND secara teratur. Selama program vaksinasi,
berikan vitamin selama 2 hari sebelum dan sesudah vaksinasi untuk mencegah
stres.
- Penyakit
utama yang menyebabkan produksi telur turun secara drastis adalah IB. Virus IB
(corona virus) menyerang membran mukosa saluran pernapasan dan reproduksi. Jika
menyerang ayam muda maka kerusakan saluran reproduksi akan bersifat permanen. Sejumlah
strain virus IB juga menyebabkan gangguan pada ginjal. Akibatnya tidak hanya
kualitas kerabang telur terganggu namun juga bagian dalam telur. Putih telur
(albumin) menjadi seperti cairan bening (transparan). Bentuk kerabang telur
menjadi tidak normal. Selain itu, warna coklat pada kerabang telur coklat akan
memudar. Pada telur dapat pula ditemukan gumpalan kecil darah yang disebut
blood spot. Untuk mencegahnya, lakukan vaksinasi IB pada umur 4 hari dan
diulangi pada umur 19-21 hari dengan vaksin tunggal atau kombinasi. Vaksinasi
selanjutnya dilakukan pada umur 8 minggu kemudian diulang tiap 3 bulan.
- Sampai
saat ini belum ada obat yang dapat menyembuhkan penyakit EDS, ND, dan IB. Hanya
dengan strategi vaksinasi yang tepat dan diimbangi dengan pelaksanaan
tatalaksana pemeliharaan yang benar, niscaya ketiga penyakit tersebut dapat
dihindari.
- CRD
dan colibacillosis merupakan penyakit yang hampir selalu ada di peternakan,
Baik CRD maupun colibacillosis juga dapat mengganggu produksi telur. CRD dapat
mengganggu proses pernapasan ayam sehingga suplai oksigen ke dalam tubuh ayam
akan berkurang. Hal tersebut akan berpengaruh pada kesehatan dan metabolisme
dan berakibat pada penurunan produksi telur. Colibacillosis dapat menginfeksi
saluran telur maupun calon telur.
Umur yang semakin tua
dapat berpengaruh pada produksi telur. Pengaruh ini sangat bervariasi di antara
individu ayam. Ayam dapat berproduksi secara efisien selama dua siklus masa
bertelur. Setelah dua atau tiga tahun, produktivitas akan menurun. Secara umum,
produksi telur paling baik selama tahun pertama, namun ayam telur yang
berproduksi tinggi dapat berproduksi cukup baik selama 2-3 tahun. Kondisi ini
berbeda pada setiap strain ayam. Ayam telur yang berproduksi tinggi akan
bertelur selama sekitar 50-60 minggu tiap siklus masa bertelur. Di antara
siklus produksi telur akan disela dengan masa istirahat yaitu rontok bulu
(molting). Afkir ayam telur yang produksi telurnya sudah tidak ekonomis lagi.
Rontok bulu adalah
proses alami sebagai cara unggas memperbaharui bulunya. Selain sebagai
tanda berhentinya produksi telur, rontok bulu juga dapat terjadi kapan pun
terutama saat ayam mengalami stres berat. Kasus rontok bulu yang cepat pada
seluruh populasi biasanya merupakan gejala bahwa telah terjadi sesuatu yang
serius (misalnya: kekurangan air minum atau sangat kedinginan).
Masalah
penyebab produksi telur tiba-tiba turun adalah
- Stres
karena bermacam-macam sebab seperti potong paruh, setelah pemberian obat
cacing, penggantian ransum, setelah vaksinasi.
- Ransum
bermutu jelek.
- Ayam
terserang penyakit.
- Produksi
dan mutu telur turun. Ayam terserang penyakit seperti EDS ‘76, IB, pullorum
atau ND.
- Produksi
telur turun tetapi mutu telur tidak turun. Ayam terserang penyakit AE.
- Ayam
sedang dalam pergantian bulu (rontok bulu).
- Ayam
stres karena berbagai hal.
- Ayam
kekurangan air minum, tempat minum banyak yang kosong.
- Tempat
air minum letaknya terlalu rendah atau tinggi.
- Pencahayaan
tidak tepat.
Inilah berikut langkah manajemen yang diperlukan untuk
meningkatkan produksi telur :
- Mengatur Intensitas Pencahayaan Ayam Ayam
petelur membutukkan cahaya untuk dapat berproduksi secara optimal. Adanya
pencahayaan, baik berasal dari cahaya alami (sinar matahari) maupun buatan
(lampu) akan menstimulasi hipotalamus yang kemudian diteruskan ke
kelenjar-kelenjar tubuh, seperti hipofisa, tiroid dan paratiroid untuk
mensekresikan (menghasilkan) hormon. Kelenjar hipofisa akan mensekresikan
folicle stimulating hormone (FSH) dan luteinizing hormone (LH). Hormon FSH
berfungsi mematangkan folikel/sel telur pada indung telur (ovarium), sedangkan
hormon LH berfungsi menggertak proses ovulasi (pelepasan sel telur dari ovarium
ke oviduk/saluran telur). Kedua hormon inilah yang sangat berperan penting bagi
pembentukan sebutir telur.
- Tambahan
pencahayaan penting untuk meningkatkan produksi telur. Ayam
petelur membutuhkan lama pencahayaan selama antara antara 13-16 jam
(peningkatan bertahap mengikuti umur ayam) untuk mempertahankan produksi telur.
Masalahnya lama pencahayaan alami dari
sinar matahari umumnya berlangsung hanya selama 12 jam.
- Memberikan Nutrisi yang Seimbang Sesuai
Kebutuhannya. Kebutuhan nutisi yang sering menjadi patokan dalam
pemberian pakan ayam periode produksi adalah proten kasar 16-18% dan energi
2.750-2.850 kkal. Selain itu, kandungan asam amino seperti methionin dan lysin
juga perlu diperhatikan. Masalah
yang sering terjadi di lapangan adalah turunya produksi telur karena terkadang
peternak menyusun ransum sendiri untuk menghemat biaya (karena harga pakan
semakin tinggi). Jika tidak memiliki keterampilan atau ilmu nutrisinya disarankan
menggunakan pakan konsentrat setengah jadi (perlu lagi di campur dengan jagung
giling dan dedak/bekatul) dengan perbandingan sesuai ketentuan pabrik pakan
yang digunakan.
- Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit
Secara Terpadu. Ayam
yang berproduksi tinggi pasti dalam keadaan sehat. Untuk itu, segala upaya
untuk meningkatkan produksi telur harus disertai dengan pemeliharaan kesehatan
secara terpadu, sehingga ayam terhindar dari bakteri, virus atau mikroorganisme
lain yang dapat mengganggu kesehatan ayam. Pemeliharaan kesehatan yang terpadu
dapat menekan sumber penyakit di sekitar lingkungan kandang serta menumbuhkan
tingkat kekebalan ayam.
- Vaksinasi
merupakan salah satu upaya pencegahan penyakit. Serangan
penyakit masih dapat terjadi meskipun ayam dalam kondisi terbaik. Penurunan
produksi telur seringkali merupakan salah satu gejala awal adanya serangan
penyakit. Gejala lainnya dapat berupa lesu dan bulu kusam, mata berair, keluar
ingus dari hidung, batuk, rontok bulu, pincang, sampai kematian. Jika peternak
rnelihat seekor ayam sakit, lakukan isolasi atau pengafkiran dan amati
keseluruhan populasi secara teliti. Jika curiga ada serangan penyakit, segera
tangani atau jiga belum bisa menangani sendiri segera hubungi dokter hewan
setempat agar dapat membantu memeriksa sehingga diperoleh diagnosa dan
pengobatan yang akurat. Pada
umumnya, saat ayam terkena penyakit apapun, maka produksi telur akan terganggu.
Langkah pencegahan antara lain dengan penggunaan bibit/pullet
yang baik dan sehat, vaksinasi secara teratur, penerapan bioscurity dan
sanitasi kandang serta manajemen pemeliharaan yang baik.Selain menerapkan kebersihan kandang, peternak juga harus melakukan pemberian vaksin secara tepat ke unggas. Vaksin itu harus diberikan secara tepat yakni legal, tepat jadwal, dan tepat teknik. Pemberian vaksin dengan formula 3 + 2, atau 3 kali sebelum bertelur dan 2 kali semasa produksi telur dengan tekniknya secara lembut dan bersih.
- Melakukan Replacemen Peremajaan. Umur
yang semakin tua dapat berpengaruh pada produksi telur. Pengaruh ini sangat
bervariasi di antara individu ayam. Ayam dapat berproduksi secara efisien
selama dua siklus masa bertelur. Setelah dua tahun, produktivitas akan menurun.
Secara umum, produksi telur paling baik selama tahun pertama, namun ayam telur
yang berproduksi tinggi dapat berproduksi cukup baik selama 2-3 tahun. Kondisi
ini berbeda pada setiap strain ayam. Ayam telur yang berproduksi tinggi akan
bertelur selama sekitar 50-60 minggu tiap siklus masa bertelur. Dengan
demikian, proses replacement (peremajaan) ayam harus diantisipasi sehingga
begitu sudah turun produksinya dan sudah tidak ekonomis lagi ayam bisa diafkir
dan diganti dengan ayam yang sudah disiapkan dengan baik.
- Menghindari dan Mengatasi Stress Ayam
Secara Cepat dan Tepat. Selain
menjadi pemicu ayam sakit, stres juga dapat menyebabkan turunnya produksi
telur. Agar produksi telur tidak turun, berikan multivitamin kurang lebih
selama 5 hari berturut-turut dan upaya untuk meningkatkan produksi harus
dilakukan dengan mengatasi masalah yang menjadi sumber stress.
Stres biasa
terjadi karena :
- Kedinginan. Stres
yang paling sering selama musim hujan adalah kedinginan. Pastikan ayam mendapat
perlindungan dari angin dan hujan selama musim hujan namun jangan sampai
menutup terlalu rapat sehingga menyebabkan tingginya kadar amonia. Jika tercium
bau amonia, inilah saatnya meningkatkan lubang udara di dalam kandang. Ayam
tidak dapat bertahan dalam kondisi lembab dan terlalu banyak angin.
- Kepanasan. Dalam
cuaca panas, ayam akan lebih banyak minum dan mengurangi konsumsi ransum
sehingga kebutuhan nutrisi tidak terpenuhi dan sebabkan produksi telur menurun. Oleh sebab itu, saat cuaca panas perlu tambahan vitamin dan atau menambahkan
kipas angin di dalam kandang supaya produksi telur tidak terganggu.
- Penangkapan, pemindahan dan kepadatan. Batasi
pemindahan atau penangkapan yang tidak perlu. Populasi yang terlalu padat dapat
meningkatkan kanibalisme dan akhirnya stres pada ayam.
- Parasit. Jika
ada parasit eksternal dan internal, berikan pengobatan yang sesuai.
- Keributan/kebisingan. Batasi
suara ribut orang-orang dan suara kendaraan di sekitar kandang untuk mencegah
ayam ketakutan. Cara yang unik yang banyak digunakan peternak adalah dengan
memperdengarkan radio atau musik di dalam kandang sehingga ayam menjadi
terbiasa dengan suara gaduh sehingga jika ada suara gaduh dari luar ayam tidak
terlalu kaget sehingga dapat menghindarkan ayam dari stress.
Sebagai
kesimpulan, produksi telur yang turun dapat disebabkan oleh berbagai faktor.
Mulai dari mutu ransum, tatalaksana pemeliharaan, sampai adanya serangan
penyakit dapat menurunkan produksi telur. Perlindungan
terbaik terhadap penyakit diawali dengan membeli DOC atau pullet yang sehat.
Hindari pelihara ayam dengan umur yang tidak seragam. Kontrol terhadap lama
penyinaran dan berat badan pada ayam pullet sangat menentukan permulaan
produksi telur. Semoga info bermanfaat.