Budilaksono.com....Salam
Inspiratif, Kepada bapak ibu Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti berdialog
dengan para nelayan di PPN hal hasil tangkapanya, menteri perikanan sangat
senang melihat tangkapan ikan masyarakat sekitar yang melimpah.
Dan
tangkapan itu umumnya terdiri dari tongkol, cakalang, lemuru, dan ikan layang,
di mana tongkol menjadi primadona. Dalam sehari para nelayan dapat menangkap 100
hingga 150 ton ikan tongkol.
“Saya
berharap, inilah foto realita yang seharusnya ada di semua pelabuhan-pelabuhan.
Dengan dibasminya illegal fishing, masyarakat merasakan hasilnya sekarang (ikan
melimpah)," ungkap Menteri Susi.
Menteri
Susi tak menampik bahwa masih banyak kendala yang ditemui nelayan untuk
menikmati panen ikan yang berlimpah ini. "Tadi nelayan mengeluh solar
susah, padahal kan masa panen ikan terbatas. Nanti mungkin saya akan rapat
konsolidasi meminta di musim panen ikan itu kecukupan solar harus dijaga,"
lanjutnya.
Menteri
Susi juga menerima aduan dari masyarakat mengenai harga ikan di musim panen
yang turun drastis. Ikan tongkol misalnya, sebelum musim panen nelayan
menjualnya dengan harga Rp15.000 per kilogram. Namun, beberapa waktu belakangan
hanya dihargai Rp9.000 per kilogram, bahkan Rp6.000 per kilogram untuk yang
berukuran kecil.
"Saya
pikir itu terlalu rendah (harga beli tongkol). Mestinya bisa bertahan di
Rp10.000 ke atas. Sekitar Rp10.000 - 15.000," ungkapnya.
Menteri
KKP terapkan 3 hal ini yang harus diperbaiki agar pendapatan para nelayan meningkat dalam hal penangkapan ikan
dilaut yakni :
- Business
process pelelangan ikan harus dibenahi sebagaimana mestinya. Selama ini, proses
pelelangan ikan yang seharusnya dilakukan secara terbuka masih dilakukan secara
tertutup. "Sistem tertutup itu rawan kecurangan, manipulasi, dan kompromi.
Jadi akhirnya harga ke nelayan sangat rendah. Solusinya kita memikirkan sistem
pelelangan yang lebih baik, mengundang lebih banyak pembeli, atau kita membuat
badan usaha pemerintah apakah BUMN, BUMD, atau koperasi yang dikelola pemerintah
bersama masyarakat nelayan itu sendiri untuk menjadi seperti Bulog beras untuk
menjaga batas harga bawah," Menteri Susi menerangkan.
- Restrukturisasi
pelelangan dan penampungan ikan perlu dilakukan agar para bakul ikan,
pengusaha, ataupun tengkulak tak lagi bisa mempermainkan harga ikan dari para
nelayan. "Pelelangan ikan ini sebenarnya adalah suatu inisiatif untuk
membuat harga ikan lebih kompetitif bagi nelayan dan memberikan kesempatan bagi
semua pembeli untuk datang dan bisa beli. Memangkas monopoli. Tapi yang namanya
bisnis selalu rawan kompromi, kongkalingkong, dan sebagainya," lanjutnya.
- Menteri
Susi berencana menggandeng Perum Perindo dan PT Perinus untuk menanggulangi
persoalan pembayaran tunai ini, karena menurutnya pembayaran tunai sangat
dibutuhkan untuk memperbaiki ekonomi masyarakat. Direktur Jenderal Perikanan
Tangkap Zulficar Mochtar mengatakan akan segera mencarikan solusi atas aduan
nelayan sehingga mereka dapat merasakan manfaat ekonomi yang besar dari
kelimpahan ikan di laut.
"Produksi
perikanan Pengambengan tahun 2018 ini meningkat pesat dibanding tahun lalu, di
mana per 26 September 2018 saja, sudah 55% lebih banyak dibandingkan total
seluruh penangkapan ikan tahun 2017 yang didaratkan di Pengambengan. Oleh
karena itu, manfaat ekonominya harus dimaksimalkan," ujarnya.
Tak
hanya tiga hal tersebut, KKP juga telah melakukan berbagai upaya lain untuk
terus mendorong geliat bisnis perikanan yang menguntungkan nelayan kecil. KKP
telah melakukan pengerukan 119.000 kubik dan memperdalam kolam pelabuhan
sehingga memudahkan kapal-kapal untuk keluar masuk pelabuhan. KKP juga akan
mengupayakan penambahan breakwater di mulut kolam sehingga dapat efektif
mengantisipasi sedimentasi.
Demikianlah
informasi tentang 3 hal menurut Menteri KKP yang harus dilakukan setelah program
penangkapan atau panen ikan. Semoga ini solusi menjadikan semangat yang tinggi
para nelayan untuk tangkap ikan di laut. Semoga info bermanfaat.