Budilaksono.com....salam
Inspiratif, Kepada bapak ibu pembudidaya ternak udang di tahun 2018 sampai 2019
harga pakan ternak baik ternak ayam maupun ikan/udang meningkat selain itu juga
harga obat-obatnya juga ikut meningkat hal karena semakin tinggi kurs dolar AS
terhadap rupiah akibat memanasnya politik pemilihan persiden 2019. Apakah pemerintah mampu menekan kurs dolar AS terhadap rupiah
menjadi normal yakni 1 dolar AS menjadi
Rp. 13000? Semoga bisa.
Peternak
ayam/ikan/udang tidak bisa mengandalkan pemerintah hal harga pakan dan
obat-obatan yang mengalami kenaikan 5-10 % untuk diturunkan harga semula, oleh
sebab itu para kelompok berupaya melakukan efisiensi budidaya salah satunya menekan
penggunaan pakan. Begitu pula kelompok
peternak udang maupun Perusahaan Budidaya Udang.
Efisiensi Budidaya
Melihat
berbagai tantangan budidaya tersebut, lalu apa yang bisa dilakukan petambak?
Hanung yang sehari-hari menjabat General Manager PT Poseidon Biru Aquakultura
(produsen budidaya udang) mengungkapkan sejumlah cara yang dilakukan dalam
melakukan efisiensi budidaya.
Cara
yang dilakukan oleh Hanung yakni dengan menaikan kepadatan tebar dari 150
menjadi 200 hingga 250 ekor per meter kubik, lalu memanen udang ukuran kecil
sehingga biaya pakan, listrik dan obat-obatan bisa berkurang. Dengan hanya
membesarkan udang hingga umur 70 hari maka rasio konversi pakan (FCR) bisa
ditekan hingga 1,1.
Kalau
untuk kincir, menurut Hanung sulit untuk menghematnya karena sudah pakemnya 1
unit kincir untuk 3 hingga 5 kuintal udang. Hanya karena masa pemeliharaan bisa
dipotong 20 hingga 30 hari maka biaya listrik dalam satu siklus budidaya secara
otimatis berkurang.
Lalu
dengan pendeknya masa panen yang biasanya 90 hingga 100 hari menjadi kurang
dari 70 hari maka siklus panen bisa dinaikan menjadi tiga kali setahun. “Selain
mampu menekan biaya produksi, cara ini juga untuk mencegah penyakit. Jika
selama ini pada umur 70 hari baru panen parsial pertama sebagai upaya
mengurangi kepadatan dan menghindari penyakit, sekarang pada pada umur tersebut
langsung kita panen sekaligus,” aku Hanung.
Pada
umur segitu umumnya udang sudah mencapai 12 gram atau size 80. “Jadi untuk apa
menunggu udang size 40, jika lebih untung dipanen pada size 80,” jelasnya.
Sebab biasanya, penyakit lebih banyak muncul pada usia menjelang 70 hari. Pada
saat itu konsentrasi zat-zat organik di dasar kolam mulai meningkat, sementara
kebutuhan pakan dan obat-obatan melonjak.
Menurut
Praktisi perudangan Shrimp Club Indonesia (SCI), Suprapto, untuk urusan
efisiensi pakan, saat ini para petambak banyak penggunaan autofeeder (alat
pakan otomatis/outomatic) adalah yang terbaik, karena pakan akan ditebar
sedikit sedikit tapi terus menerus. Hal ini sesuai dengan sifat biologis udang
yang merupakan hewan yang cara makannya sedikit tapi terus menerus (continuous
feeder).
Sebagai
produsen pakan, Suhoiri juga merekomendasikan kepada pembudidaya untuk
menggunakan autofeeder guna mengefisienkan penggunaan pakan. Dari pengalaman
mitranya yang menggunakan autofeeder, tidak saja FCR yang turun tetapi juga laju
pertumbuhan udang menjadi lebih cepat.
Pengelolaan Pakan
Penerapan
manajeman pakan yang baik dan benar juga memegang peranan penting. Suprapto
mengatakan inilah faktor – faktor yang
bisa mempengaruhi efisiensi pakan yang harus diketahui dan dilakukan oleh
petambak adalah :
- Pertama adalah suhu
atau temperatur.
Suhu optimal adalah 27 – 300 C dengan fluktuasi maksimal 20 C. Bila suhu rendah
metabolisme dalam tubuh akan menurun sehingga kemampuan makan juga menurun.
Sebaliknya pada suhu yang tinggi di atas 300 C, metabolisme akan meningkat
sehingga nafsu makan meningkat. “Berapapun prosentase pakan yang disebar pada
anco akan habis, namun pada suhu tersebut penyerapan nutrisi kurang optimal
sehingga kurang efisien,” kata Suprapto.
- Kedua adalah oksigen. Kandungan oksigen
dalam air tambak berpengaruh terhadap nafsu makan, bila kandungan oksigen dalam
air tinggi maka udang akan aktif, metabolisme akan berjalan baik, penyerapan
nutrisi juga baik. Tetapi bila oksigen rendah maka akan berpengaruh terhadap
kesehatan udang dan nafsu makan udang biasanya berkurang bila oksigen rendah.
- Ketiga adalah
plankton.
Bila kondisi plankton baik, lingkungan baik maka nafsu makan udang juga
bagus,npertumbuhan udang cepat. Namun bila kondisi plankton goncang (labil),
terjadi kematian massal plankton maka udang akan stress dan nafsu makan menurun
bahkan tidak mau makan dan mudah terserang penyakit.
- Keempat adalak
amoniak dan racun lain. Apabila kandungan dalam air meningkat dan kondisi dasar
tambak yang kotor dapat menyebabkan udang keracunan, stress, nafsu makan
menurun dan mudah terinfeksi penyakit.
Suprapto
menambahkan, pemberian pakan yang baik yang dapat meningkatkan efisiensi pakan
adalah memberikan pakan sesuai dengan kebutuhan udang. Pakan yang masuk kolam
secepat mungkin dikonsumsi udang sehingga pakan yang larut atau terbuang
seminimal mungkin. Dengan pemberian pakan dilakukan beberapa kali akan
meningkatkan efisiensi pakan.
Masih
terkait manajemen pakan, Supono, Ahli Perudangan dari Universitas Lampung ikut
menjelaskan, kontrol jumlah pakan penting dilakukan setelah 30 hari pertama
masa budidaya. Paling mudah kontrol pakan dilakukan dengan menggunakan anco.
Apa bila disebar pakan dianco masih ada sisa, berarti pemberikan pakan
dikurangi, begitu juga sebaliknya. (Sumber : Trobos.com)
Demikianlah
informasi tentang upaya efisisensi pakan udang. Semoga dengan langkah ini akan
menekan pengeluar biaya pembelian pakan. Melalui langkah ini akan meningkatkan
keutungan hasil jual udang. Semoga info ini bermanfaat.