Budilaksono.com... Salam Inspirratif, Kepada bapak ibu bahwa perkembangan perkeretaapian berkembang pesat, ini ditandai dengan makin banyaknya penumpang yang menggunakan jasa kereta api. Dan sayang jumlah sumber daya manusianya (SDM) sedikit.
Pertahun tenaga kerja diperkeretaapian sebanyak 3000 orang. Dan untuk mencukupi SDM kedepan dengan jumlah peminat menjadi penumpang kereta maka dibutuhkan sekitar 30 ribu orang tenaga kerja. Angka yang cukup besar dan harus diantisipasi untuk menyediakan SDM yang berkualitas.
Melihat potensi itulah Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Mohamad Nasir memberikan mandat kepada Politeknik Negeri Madiun (PNM) untuk membuka program studi (Prodi) D-IV Teknik Perkeretaapian.
"Ini adalah prodi pertama di Indonesia. Pembukaan prodi ini untuk mendukung pemenuhan kebutuhan sumber daya manusia di bidang perkeretaapiaan dan rencananya akan dibuka pada penerimaan mahasiswa baru tahun ini," terang Menteri Nasir di Kampus PNM, Madiun, Jumat (8/6).
Pemerintah memberikan mandat kepada PNM untuk membuka program studi perkeretaapian mengingat perkembangan transportasi kereta api kian meningkat. Seperti pembangunan kereta api cepat Jakarta-Bandung, MRT, dan LRT di Palembang yang menjadi program prioritas pemerintah.
"Problemnya perkeretaapian Indonesia belum didukung SDM berkualitas. Baik itu pengoperasiannya yang ada di API (Akademi Perkeretaapian Indonesia) maupun industri perkeretaapian yang ada di PT. INKA (PT Industri Kereta Api)," ujarnya.
Nasir melihat kebutuhan akan SDM untuk menunjang perkembangan perkeretaapian Indonesia sangat besar sekali. Untuk itu diperlukan sinergi antar kementerian seperti Kementerian Perhubungan, Kementerian BUMN dan Kementerian Perindustrian.
|
Photo dari kai.id |
"Yang tidak kalah penting masalah peningkatan kapasitas SDM. Nanti kami akan mengirimkan engineer PT INKA ke Tiongkok. Ada 15 orang yang akan dikirim untuk belajar pengembangan kereta api cepat," ucap Nasir.
Nasir pun mengingatkan untuk model pembelajarannya nanti agar dirancang tidak seperti kelas biasa, tapi langsung berhadapan dengan laboratorium. Untuk tenaga pendidiknya akan melibatkan praktisi dari PT INKA yang memiliki sekitar 142 ahli di bidang perkeretaapian.
"Untuk dosen dari PT INKA nanti akan kami berikan NIDK (Nomor Induk Dosen Khusus). Walaupun syarat dosen harus S2, tapi jika hanya S1 maka akan kita RPL-kan (Rekognisi Pembelajaran Lampau)," tutur Nasir.
Melalui RPL, Nasir menjelaskan para praktisi PT INKA akan dilihat latar belakang akademiknya dan kompetensinya di bidang perkeretaapian yang akan disesuaikan dengan Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI). (Sumber : Jawapos). Semoga info bermanfaat.