Budilaksono.com....Salam
Inspiratif, Kepada bapak bu pembudidaya ikan terutama barramundi, nama dagang
di pasar global untuk ikan kakap putih, sedang menjadi perbincangan hangat di
kalangan para pelaku marikultur Indonesia.
Ikan
ini digadang-gadang akan menjadi Salmon of Asia, atau ikan salmonnya Asia. Hal
tersebut diakui oleh Direktur Jenderal Perikanan Budidaya, Kementerian Kelautan
dan Perikanan (KKP), Slamet Soebjakto.
Pemerintah
melalui KKP saat ini sedang menggalakan budidaya ikan ini karena dinilai
memiliki prospek yang cukup bagus.
Menurut
Slamet, persentase produksi kakap putih di Indonesia saat ini berkisar 10 -15
persen dari total produksi marikultur untuk komoditas ikan-ikanan (fin fish).
Ke depan produksinya diharapkan bisa meningkat dan dapat menjadi alternatif
komoditas marikultur di tengah menurunnya permintaan ikan kerapu yang diikuti
penurunan produksinya.
“Sekarang
mulai lebih mendiversifikasi ikan untuk dibudiayakan. Sekarang kakap putih,”
ucap Slamet.
Kakap
putih memang telah menjadi alternatif komoditas budidaya marikultur. Beberapa
pelaku usaha bahkan telah mengkhususkan diri membudidayakan ikan yang memiliki
nama lain Asian Sea Bass ini. Salah
satunya adalah perusahaan perikanan PT Indomarind. Menurut Direktur Indomarind,
Didik Priono, perusahaannya telah fokus pada kakap putih sejak 10 tahun yang
lalu. “Kita kakap tunggal itu mulai
2008,” ucap Didik.
Karenanya
Didik menyambut baik jika KKP kali ini ingin mengembangkan barramundi. “Bagus
dong. Berarti usaha kita secara tidak langsung didukung juga,” terang Didik
saat ditemui di sela-sela acara perikanan di Jakarta beberapa waktu yang lalu.
Budidaya
Kakap
putih merupakan organisme laut yang dapat hidup di air tawar yang ditemukan di
berbagai habitat perairan yang bersubstrat lumpur ataupun pasir. Ikan ini
memiliki wilayah penyebaran yang sangat luas.
Ikan
kakap putih merupakan jenis ikan yang dapat
beradaptasi dengan kadar salinitas tinggi sampai kadar salinitas rendah. Ini dibuktikan dalam hal mencari makanan, ikan ini mampu bermigrasi
dari air laut ke air tawar demi menunjang
pertumbuhannya. Makanan ikan kakap putih atau yang dikenal dengan barramundi (sebagai predator) yang memangsa ikan
kecil, udang, cumi ataupun organisme air lainnya.
Ikan
kakap putih akan memijah di laut yang dalam setelah musim hujan atau sekitar bulan
April sampai sebelum musim hujan atau sekitar bulan Oktober.
Pemijahan
kakap putih di alam terjadi saat bulan purnama hingga 6 hari
berikutnya, ketika air mulai surut yaitu pada pukul 19.00-23.00 malam hari.
Kemudian benih kakap yang berumur sekitar 3 bulan akan menyebar di perairan
pantai, payau/kawasan mangrove sampai ke badan sungai air tawar untuk
mencari makanan.
Permintaan
terhadap kakap putih yang laris pada pangsa pasar maka mengakibatkan
peningkatan jumlah penangkapan yang hampir over-fishing, maka KKP mengembangkan
secara intensif sistem budidaya sebagai solusi yang terbaik. Karena pemerintah
melalui KKP akan menjadikan Indonesia lubung Kakap putih sebagai salmon of Asia.
Gambaran Pasar
Pengembangan
kakap putih sebagai komoditas unggulan baru tentunya bukan tanpa alasan.
Prospek pasar untuk ikan ini memang ada. Baik untuk dalam negeri maupun untuk
tujuan ekspor. Peluang pasar ekspor untuk ikan ini, kata Didik, salah satunya
adalah di Amerika Serikat (AS). Negeri Paman Sam ini dikabarkan akan mengurangi
impor ikan salmon yang berasal dari Eropa. “Sekarang itu pasar AS sudah
mengurangi impor salmon. Kakap putih yang mulai naik,” ungkap Didik.
Sementara
itu, pasar domestik juga tidak kalah berpeluang. Indomarind sendiri, kata
Didik, saat ini lebih banyak menyasar pasar lokal di banding ekspor. Meski
memang sebelumnya jauh lebih besar memanfaatkan pasar ekspor. Didik menargetkan
peruntukan untuk pasar ekspor hanya 40 persen saja, sementara sisanya untuk
pasar dalam negeri. Yakni untuk perusahaan-perusahaan processing, seperti
fillet. “Banyakan Jakarta dan Bali. Karena di sana processing area,” ujar
Didik.
Selain
Indomarind, perusahaan yang bergerak pada komoditas kakap putih lainnya adalah
PT Bali Barramundi. Perusahaan yang berlokasi di Bali ini juga sudah sejak 2012
lalu memfokuskan diri pada komoditas Barramundi. “Sejak 2012 kita dirikan Bali
Barramundi,” ungkap I Gusti Arya Ameri Eman, pemilik perusahaan Bali
Barramundi.
Menurut
Eman, begitu Ia disapa, produksi kakap putih yang saat ini masih sangat
sedikit, tidak berimbang dengan permintaannya yang cukup besar. Pihaknya
sendiri bahkan kewalahan memenuhi permintaan dari Australi, AS, bahkan Eropa.
“Kita yakin bisnis barramundi ini berpeluang sangat besar. Seluruh dunia
membutuhkan pasokan barramundi. Sedangkan produksinya masih terbatas,” ungkap
Eman penuh semangat.
Selain
prospek di pasar global, prospek pasar lokal juga tidak kalah baik. Menurut
Eman, program peningkatan makan ikan perlu didukung dengan ketersediannya.
Terutama ikan yang berkualitas. Eman tak mau masyarakat lokal justru
mengkonsumsi ikan kualitas rendah, padahal mampu menghasilkan kualitas premium.
“Masak ikan-ikan premium kia justru ekspor. Kita malah kebagian ikan-ikan yang
bukan premium,” terangnya.
Karena
itu, Bali Barramundi juga menyasar pasar lokal melalui penjualan door to door
ke hotel-hotel dan restoran-restoran. Tak hanya itu, pihaknya juga membuka unit
bisnis restoran seafood sendiri dengan barramundi sebagai menu andalannya.
“Fresh from farm, lah,” kata Eman. (Sumber : Trobos)