Budilaksono.com...Salam
Inspiratif, Kepada bapak ibu bahwa menurut anggota Komisi X DPR M Nizar Zahro
mengatakan temuan 643 Kartu Indonesia Pintar (KIP) yang dibuaNg di salah satu
tempat laundry di Surabaya, membuktikan ada persoalan dalam penyaluran program
bantuan pendidikan tersebut.
"Temuan
ratusan KIP terbitan 2016 di Surabaya, membuktikkan ada yang tidak beres dalam
distribusi KIP. Gaung keberhasilan yang selama ini didengungkan ternyata jauh
dari kenyataan," kata Nizar di Kompleks Parlemen, Jakarta, Kamis (22/3).
Dia
menyebutkan, ratusan KIP itu sudah jelas tidak sampai pada yang berhak. Sebab,
meski telah diterbitkan sejak 2 tahun lalu, dana yang ada di kartu tersebut
ternyata belum dicairkan.
"Yang
patut dikritisi adalah kinerja Kemendikbud yang tidak melakukan kroscek di
lapangan, sehingga kasus lenyapnya 643 KIP tidak terdeteksi," tegas
politikus Gerindra ini.
Semestinya
pihak Kemendikbud tidak berhenti hanya di pengirimannya saja, tetapi juga harus
mengecek kepada pihak-pihak yang berhak menerima KIP, apakah sudah menerima
atau belum.
"Pihak
Kemendikbud juga harus proaktif bertanya ke perbankan apakah dana bantuan
pemerintah sudah dicairkan semua atau belum. Bila kroscek itu dilakukan maka
kasus hilangnya 643 kartu KIP akan diketahui dua tahun yang lalu,"
tuturnya.
Di
sisi lain, wakil rakyat asal daerah pemilihan Jatim XI ini menilai bahwa pihak
perbankan juga patut dimintai pertanggungjawaban, karena tidak melaporkan
adanya dana yang belum dicairkan.
Perbankan
adalah bidang kerja profesional di mana audit keuangan selalu dilakukan setiap
berkala. Aneh jika selama dua tahun perbankan membiarkan mengendapnya bantuan
pemerintah.(Sumber : jawapos).
Demikianlah
informasi tentang raipnya kartu KIP ini
disebabkan karena yang mendapatkan kartu tak mendapatkan pasilitas isi dari KIP
itu sendiri. Ini menjadi PR kemendikbud, kenapa hal ini bisa terjadi?.
Mana
peran kemedikbud dalam penyaluran dana KIP sampai ditangan pemegang KIP?.
Semoga ini menjadi koreksi bagi kemedikbud kedepan. Semoga info bermanfaat.