Budilaksono.com....Salam
Inspiratif, Kepada bapak ibu bahwa berbagai penelitian telah dilakukan guna
mendukung potensi genetik yang kian berkembang. Tidak terkecuali dalam beternak
layer (ayam petelur) yang banyak dilakukan.
Diantaranya
dalam hal pakan yang diutarakan Paulien Rutten Nutritionist Hendrix Genetics Layers
bahwa formulasi pakan dapat meningkatkan konversi pakan. Pullet (dara calon
ayam petelur) perlu dipersiapkan untuk melatih makan, tujuannya mengembangkan
kapasitas konsumsi pakan pada saat bertelur.
“Periode
pakan usia pertumbuhan kisaran umur 10-16 minggu. Diperlukan pelatihan makan
dengan pengenceran ransum menggunakan serat tidak larut atau menggunakan
partikel besar/kasar,” ujarnya dalam acara sebuah acara tentang kualitas pakan
layer di Jakarta (16-17/10/17).
Diterangkan
Paulien penelitian yang diamati melalui perkembangan rempela dan serat tidak
larut selama pemeliharaan pullet. Timbang rempela selama pemeliharaan sebagai
petunjuk untuk kapasitas konsumsi pakan saat mulai bertelur. “Kapasitas
konsumsi yang tinggi saat bertelur menjadikan konsumsi cukup dan akan cepat
mencapai berat badan dewasa serta mencegah kekurangan gizi seperti asam amino,”
jelas Paulien.
Teknik
pengosongan tempat pakan sewaktu pemeliharaan akan memanfaatkan tingkah laku
alami ayam sewaktu makan. “Ayam akan mencerna pakan yang banyak sebelum gelap,
karena itu pemberian pakan utama pada waktu sore hari imerupakan tindakan pertama
melatih konsumsi pakan.
Ransum Pre Lay
Paulien
mengatakan, ayam harus mendapatkan ransum pre lay (sebelum bertelur) untuk
membuat tulang medula kuat dengan ditandai kualitas kerabang telur yang baik
dan mencegah dekalsifikasi awal. Selain itu, membantu peningkatan konsumsi pada
saat bertelur sebagai ransum transisi. “Untuk menunjang saat bertelur, tingkat
pemberian pakan harus dipenuhi,” tandasnya.
Kenaikan
konsumsi harus mengikuti produksi telur dan kenaikan berat telur. Dikategorikan
baik jika ada kenaikan cepat konsumsi pakan yang berakibat berat telur pun
bertambah. Perlu ada keseimbangan energi dan pengontrolan berat badan. “Maka, diperlukan monitor berat badan untuk
mengetahui apakah sudah sesuai dengan target berat badan,” tukas Paulien.
Ia
menjelaskan, saat bertelur ransum harus padat gizi seperti energi, asam amino,
dan nutrisi lainnya. Ketika bertelur konsumsi masih terbatas, maka kembangkan
kapasitas konsumsi. Teknik tempat pakan kosong bertujuan untuk menyakinkan ayam
makan semua gizi yang diperlukan dan tersedia kalsium ketika kalsifikasi tulang
terjadi.
Metodenya
yaitu pemberian pakan utama pada 6-8 jam sebelum gelap. Pakan akan habis di
pagi hari termasuk partikel yang halus. “Fase pakan umum saat produksi
disarankan untuk mengikuti ayam dari pada mengikuti fase pemberian pakan
menurut rencana yang dibuat untuk berubah pakan, supaya lebih efisien,” tutur
Paulien.
Efisiensi Pakan
Momenuzzaman
Bhuiyan Research Fellow, University of New England, Australia mengatakan, Agar
kualitas kerabang optimum maka ukuran partikel Ca harus memenuhi. Kebutuhan
kalsium setiap hari berpengaruh pada kelarutan yang semakin berkurang sehingga
menghasilkan retensi yang lebih panjang di dalam saluran cerna.
Kestabilan
bertelur merupakan target pullet yang harus dipenuhi pada umur 14-16 minggu.
Pullet yang dipelihara di lantai akan makan lebih banyak. “Kandungan asam amino
dapat dikurangi tetapi harus memenuhi kebutuhan dasar pemeliharaan. Rasio
energi dan protein dibuat optimum. Kecernaan zat gizi umumnya terukur. Pakan
harus diformulasi berdasarkan kecernaan asam amino,” jelas Momenuzzaman.
Sambungnya,efisiensi
pakan terjadi ketika tinggi pada awal bertelur dan menurun ketika ayam makin
tua. Faktor yang berpengaruh terhadap efisiensi pakan banyak, diantaranya
faktor genetik dan lingkungan.
Beberapa
faktor yang berpengaruh terhadap efisiensi pakan antara lain genetik,
pemeliharaan, umur, pakan, berat badan, pemakaian energi, perbuluan, stres, dan
status kekebalan. “Semua faktor sepakat dapat dimanipulasi untuk perbaikan
efisiensi pakan,” kata Momenuzzaman.
Dalam
suatu flock tentu ada variasi berat badan. Ayam yang efisien cenderung
mempunyai berat badan lebih rendah dibanding ayam yang melebihi target
pertumbuhan. Ayam yang efisien mempunyai profil asam lemak yang tinggi
kandungan PUFA. Efisiensi pakan relatif stabil dengan berjalannya waktu.
“Efisiensi
pakan berkaitan dengan kualitas telur, ayam yang efisien menghasilkan telur
dengan kualitas tinggi,” tambahnya. Lalu, ia kemukakan ayam sangat pandai
mengkonversikan. Jika, ayam yang konversinya buruk sepanjang hidupnya akan
buruk terus. “Efisiensi mempengaruhi kualitas telur,” cetus Momenuzzaman. Semoga info ini bermanfaat. (Sumber
: Trobos.com)