Budilaksono.com...Salam
Inspiratif, Kepada bapak ibu bagaimana cara baik budidaya ikan lele terutama
pembenihan? Mari kita ikuti penjelasan Muhammad Amir Sobirin, pembudidaya lele asal Pekalongan, Jawa Tengah sukses menjalankan usahanya yang berpusat di Cibinong,
Bogor-Jawa Barat. Inilah penjelasan kunci sukses budidaya Amir (Panggilanya)
dibawah ini
Pembenihan
lele menjadi salah satu usaha yang menarik, sekaligus menantang. Padahal
suplainya sangat dibutuhkan oleh bidang pembesaran.Kebutuhan pembesaran
terhadap benih lele masih lebih besar ketimbang jumlah suplai yang bisa
disediakan pembenih. Ini disebabkan karena masih belum adanya pembenih yang
menjalankan usaha pembenihan lele di skala besar.
Investasi
Pembenihan Lele
Pembenihan
lele merupakan bidang yang rumit dan modal yang dibutuhkan sebetulnya tidak
terlalu besar. Karena itu harus fokus. Sehingga jika dijalankan secara benar,
konsep pembenihan lele itu modal kecil, berisiko besar, tapi akan mendatangkan untung
yang besar.
Biaya
produksinya bisa mencapai Rp 130 – Rp150 per ekor untuk mencapai ukuran 7-8 cm.
Biaya ini terdiri dari biaya perawatan induk, pakan cacing dan pelet,
penyusutan induk dan kolam, tenaga kerja, hingga listrik. Biaya pakan induk
saja sudah mencapai Rp 30 ribu –Rp 50 ribu per ekor. Dan nantinya benih dijual
seharga Rp 230 per ekor.
Dan
untuk menyesuaikan kebutuhan pasar akan benih ini, biasanya akan lebih
menguntungkan dan efektif bila dijalankan dalam jaringan. Yakni terdiri satu breeder/pembenih,
dan tiga hingga lima pendeder. Dimana breeder bisa mengembangkan lele dari
ukuran 5-6 cm hingga 6-7 cm, dan 7-8 cm sebelum dilepas ke pembesar.
Paling
penting adalah mengamankan rantai suplai. Dan yang jadi perhatian penting
adalah syarat-syarat pembenihan tersebut bisa diutamakan. Karena yang jadi
masalah adalah ketika pembenih itu salah memetakan masalah, sehingga tidak bisa
memenuhi benih berkualitas. Padahal, SR (laju sintasan)-nya bisa diatur dan
didapat. Termasuk pencegahan penyakit.
Pertama
dari Induk
Syarat
untuk menghasilkan benih berkualitas dimulai dari indukannya. Indukan lele
haruslah yang memiliki sertifikat, untuk membuktikan genetiknya berasal dari
prosedur genetik yang benar.
Modal
yang digunakan tidak terlalu besar yakni dengan modal Rp 10 juta, seorang
pembenih lele bisa mengembangkan usahanya. Terdiri dari sepaket indukan, yaitu
10 betina dan 5 jantan. Rentang waktu antara satu siklus pemijahan ke siklus
lainnya adalah 3 bulan prematurasi untuk semua jenis strain lele.
Terdapat
beberapa faktor lingkungan untuk mendukung indukan lele agar pembenih dapat
melakukan pembenihan secara optimal yakni sebagai berikut :
- Indukan
membutuhkan fluktuasi suhu yang tidak terlalu tinggi yaitu fluktuasi suhu tidak
lebih dari 2°C dengan suhu ideal berkisar di 28°C-30°C.
- Begitu
pula dengan pH, dimana rentangnya tidak boleh terjadi perubahan drastis diatas
dua digit dibelakang koma. Pemeliharan idealnya pun berkisar 10-15 ekor per m3.
- Intensitas
cahaya ruangan pemeliharaan tidak boleh terlalu kering. Alasannya karena retina
lele peka terhadap cahaya. Sehingga, intensitas cahaya yang tinggi akan boros
energi untuk menyesuaikan. Akibatnya, nutrisi yang diserap indukan bukannya
digunakan untuk pematangan telur, melainkan untuk adaptasi lingkungan sehingga
kurang optimal.
- Kandungan
oksigen di perairan (DO) juga harus dijaga agar tetap tinggi. Dimana air kolam
indukan dijaga agar tidak terlalu kental. Pembersihan kolamnya, tidak boleh
terlalu sering untuk menjaga kestabilan. Cukup dua minggu sekali sebanyak 20–30%
air kolam indukan diganti.
- Pemberian
pakan indukan pun cukup jarang. Yakni tiga hari sekali dengan maksimal jumlah
pakan 1% bobot badan. Hal ini dikarenakan indukan memiliki bobot besar, minimal
8 ons, dimana sistem pencernaan melambat. Paling tidak, proses pencernaan agar
sempurna pun butuh waktu lama, yakni dua sampai tiga hari.
- Indukan
yang dipakai pun umumnya berusia minimal1,5 tahun. Dan akan dipakai hingga 5
kali proses pemijahan atau sekitar dua tahun. Seekor indukan rata-rata bisa
menghasilkan hingga 35 ribu - 50 ribu ekor benih. Tinggi rendahnya benih yang
dihasilkan ini akan sangat tergantung nutrisi yang diserap indukan serta
penggunaan nutrisi tersebut untuk kebutuhan pemijahannya.
Nutrisi
Induk
Nutrisi
ini secara prinsipal terdiri dari asam lemak, kelengkapan vitamin A untuk
sperma, vitamin B untuk pembentukan organ, vitamin C untuk daya tahan benih,
serta vitamin E untuk sistem antibodi. Belum lagi mineral seperti Zinc dan
Selenium.
Paling
penting jangan lupa, kunci utamanya pakan induk itu bukan tinggi protein,
melainkan harus lengkap asam lemaknya. Karena salah satunya, bisa menetukan
persen kematangan telur untuk TKG (Tingkat Kematangan Gonad).
Lanjutnya,
omega 3 yang dibutuhkan untuk bahan baku utama pembentuhkan gelembung renang.
Omega 3 ini pun patut menjadi perhatian, karena bisa menjadi salah satu faktor
terjadi kematian massal larva yang biasanya dialami larva umur satu-dua hari.
Larva kurang omega 3 karena gelembung renang tidak terbentuk sempurna sehingga
menyebabkan kematian.
(Sumber
: Trobos.com). Semoga kunci sukses pembenihan Amir ini akan memberikan satu
wawasan kepada pembudidaya pembenihan lele semakin meningkat keuntungannya.