Budilaksono.com....Salam
Inspiratif, Kepada bapak ibu kita melihat kesuksesan budidaya belut dan
pengolahan di Kota Raya Kabupaten Parigi Moutong. Melihat lebih dekat peluang
usaha pengepul belut sawah di daerah ini yang dapat sebagai inspiratif
membudidayakan belut.
Belut
merupakan jenis ikan konsumsi air tawar dengan bentuk tubuh bulat panjang dan
hanya memiliki sirip punggung. Hewan bertubuh licin ini predator ganas di
lingkungan rawa dan sawah. Makanannya ikan kecil, cacing, dan krustasea. Belut
aktif di malam hari. Ia dapat mengambil oksigen langsung dari udara lewat
kulitnya. Belut juga mampu hidup berbulan-bulan tanpa air, asalkan
lingkungannya tetap basah.
Tak
sulit untuk menemukan belut. Lubang berlumpur adalah sarangnya sambil menunggu
mangsa lewat. Walaupun berasal dari daerah tropika, belut diketahui dapat
bertahan hidup melewati musim dingin dengan suhu sangat rendah. Biasanya, balut
konsumsi berukuran lebih kurang 40 cm, namun jangan heran bila menemukan belut
dengan panjang mencapai 1 m.
Belut
merupakan hewan hermaprodit. Di masa muda, belut betina bersarang di lubang
untuk meletakkan telur-telurnya pada busa-busa di air yang dangkal. Jika telur
menetas, keluarlah belut muda yang semuanya betina. Dalam usia lebih tua perkembangan
berikutnya, akan menjadi belut jantan.
Belut
yang terdapat di Kota Raya adalah merupakan belut sawah yakni belut yang
ditangkap di daerah persawahan warga. Belut sawah, adalah sejenis ikan anggota
suku Synbranchidae (belut), ordo Synbranchiiformes, yang mempunyai nilai
ekonomi dan ekologi.
Secara
ekologi, belut dapat dijadikan indikator pencemaran lingkungan karena hewan ini
mudah beradaptasi. Lenyapnya belut menandakan kerusakan lingkungan yang sangat
parah telah terjadi.
Belut
banyak ditemukan di persawahan Kabuapten ini. Belut yang ditangkap oleh masyarakat
sebagian dikosumsi sendiri dalam bentuk digoreng, dimasak dengan saus pedas
asam, atau digoreng renyah sebagai makanan ringan. Dan sebagian dijual ke
pengepul atau pedagang. Pemanfaatan komoditas belut untuk skala domestik baru
diminati oleh warga Kota Raya Parigi Moutong pada tahun 2016 kemarin ( tercatat
dalam kurun waktu 10 Tahun terakhir tidak ada Pengiriman belut: Sumber Stasiun
KIPM Kelas I Palu).
Meskipun
demikian, belut sudah mulai dikenal dan digemari masyarakat Indonesia sejak tahun
1979 sebagai laut atau camilan. Saat ini, bahkan belut sudah menjadi salah satu
komoditas ekspor.
Data
yang tercatat pada Kantor Stasiun Karantina Ikan Pengendalian mutu dan
Keamamanan Hasil Perikanan Kelas I Palu, sepanjang tahun 2016 sebanyak 624.050
ekor belut dilaporkan dan dilalulintaskan,
dengan frekuensi pengiriman 58 kali dengan daerah tujuan Denpasar.
Para
pengumpul belut menangkap belut dari alam secara berkelompok sesuai dengan
permintaaan pasar. Sebelum mengirim ke daerah tujuan, belut-belut tersebut
harus mendapat jaminan bebas hama dan penyakit ikan karantina (HPIK). Untuk itu
dilakukan pengujian kesehatan pada laboratorium uji Stasiun KIPM Kelas I Palu,
baik secara klinis maupun secara laboratoris, dengan target pemeriksaan
mikotik, parasit, dan bakterial. Apabila setelah pemeriksaan ditemukan HPIK,
maka media pembawa (belut) tersebut ditolak. Sebaliknya, jika tidak ditemukan
HPIK, maka belut tersebut dibebaskan dengan
keluarnya sertifikat kesehatan ikan.
Sentra
perikanan belut Internasional terpusat di Taiwan, Jepang, Hongkong, Perancis
dan Malaysia. Sedangkan sentra perikanan belut Indonesia berada di daerah
Yogyakarta dan Jawa Barat. Daerah lain, seperti kabupaten Parigi Moutong
merupakan tempat penampungan belut tangkapan dari alam.
Jangan
salah, meskipun sebagian orang enggan mengonsumsi belut karena bentuknya yang
menggelikan, tetapi belut adalah sumber protein hewani yang baik. Manfaat yang
tak kalah penting, kandungan pada belut dapat dijadikan sebagai obat penambah darah.
Mengingat
permintaan pasar yang terus meningkat, usaha pembenihan dan budidaya belut
memiliki prospek bisnis yang cukup baik. Kita dapat belajar dari kejelian
masyarakat Kota Raya Kabupaten Parigi
Moutong memanfaatkan peluang. Diharapkan hal ini dapat menjadi pelajaran
sekaligus pemanfaatan dan pengelolaan sumber daya ikan secara bertangung jawab,
untuk memberikan manfaat bagi pembangunan perikanan berkelanjutan. (Fardi
Kallang dalam kkp). Semoga info in bermanfaat.