Budilaksono.com....Salam
Inspiratif, Kepada bapak ibu bahwa petugas penyembelihan hewan kurban diminta
untuk tidak menggunakan kantong plastik sebagai media kemas daging kurban.
Soalnya, kandungan kimia dari proses daur ulang kantong plastikdisinyalir dapat
membahayakan kesehatan. Hal tersebut, telah sesuai dengan Peringatan Publik
tentang Kantong Plastik yang dirilis Badan Pengawasan Obat dan Makanan Republik
Indonesia (BPOM).
Kepala
Dinas Pangan dan Pertanian Kota Bandung Elly Wasliah, di Bandung, Rabu 30
Agustus 2017 mengatakan Kantong plastik
itu merupakan hasil proses daur ulang. Kita tidak tahu apakah bahan daur ulang
itu sisa pestisida, atau bahan kimia lain yang berbahaya bagi manusia. Kantong
plastik juga diduga mengandung zat karsinogen.
Dinas
Pangan dan Pertanian Kota Bandung pun menyampaikan imbauan tersebut melalui
sosialisasi kepada pengurus masjid, panitia pemotongan hewan kurban di
masjid-masjid. Elly menyampaikan, agar petugas nantinya tidak membagikan daging
kurban kepada mustahik menggunakan kantong plastik. Ia mengkhawatirkan, daging
kurban yang baru dipotong akan menyerap kandungan berbahaya yang terkandung di
dalam kantong plastik tersebut.
Berdasarkan
keterangan BPOM, proses daur ulang kantong plastik tidak diketahui dengan jelas
riwayat awal penggunaannya. Kantong-kantong itu bisa saja merupakan bekas wadah
pestisida, limbah rumah sakit, kotoran hewan, kotoran manusia, atau bahkan
limbah logam berat. Pada proses daur ulang, kantong plastik itu juga ditambah
berbagai bahan kimia yang semakin meningkatkan dampak merugikan bagi kesehatan.
Elly
menambahkan, Tapi, jika terpaksa, kantong plastik masih bisa digunakan asal
tidak langsung bersentuhan dengan daging kurban. Harus ada media perantara
untuk memisahkan daging dan kantongnya, seperti kantong plastik transparan.
Elly
juga mengimbau agar pengurus pemotongan hewan tidak menyimpan daging kurban di
atas alas berbahan bambu. Seperti yang diketahui, prosesi penyembelihan hewan
kurban sebagian besar wilayah di Jawa Barat sering menggunakan alas seperti
tampah, nyiru, atau tolombong. Padahal, menurut dia, daging akan menyerap bau,
kuman, dan penyakit yang terdapat di bambu.
|
www.jateng.dompetdhuafa.org |
Selain kantong
plastik, perhatikan cara menyembelih hewan
Selain
alas ataupun bungkus daging kurban, para petugas penyembelih hewan juga harus
menerapkan prinsip kesejahteraan hewan atau animal welfare saat akan
menyembelih. Salah satu yang harus diperhatikan saat hendak menyembelih, salah
satunya cara merubuhkan sapi. Hewan tidak boleh dipaksa atau ditarik asal jatuh
sampai menyebabkan kakinya patah.
Ketua
Dokter Hewan Indonesia Wilayah Jawa Barat Pranyata Tangguh Waskita mengatakan,
hewan juga jangan dibiarkan kepanasan, kehujanan, dan harus diberikan makan serta
minum yang cukup sebelum disembelih. Menurut dia, hewan pun membutuhkan
istirahat yang cukup.
"Intinya
hewan kurban itu tidak boleh stres dan harus terus diberi rasa nyaman sebelum
dipotong. Jika penanganan kurang baik, mikroba akan mudah masuk dan memicu
pertumbuhan bakteri menyebabkan pembusukan daging. Apalagi, kalau terjadi stres
nantinya pengeluaran darah minim, sehingga darah mengeras dan hewan sulit
dipotong," ujarnya. (Sumber : Pikiran-Rakyat.com). Semoga bermanfaat.