Budilaksono.com.....Salam
Inspiratif, Kepada bapak ibu bahwa perkembangan perikanan semakin pesat. Karena
semakin banyak teknologi perkembangbiakan baik pengobatan atau pemijahan
ditemukan.
Ikan
patin lokal dengan nama ilmiah Pangasianodon hypopthalmus menjadi spesies utama
budi daya. Produksinya diperkirakan meningkat sekitar 500 ribu – 600 ribu per
ton setiap tahun (Data FAO 2014).
Permintaan
pasar luar negeri akan usaha fillet ikan patin mulai berkembang dan terus
meningkat setiap tahunnya. Fillet ikan patin terdapat dalam empat warna, yaitu
putih diekspor ke Amerika Serikat, merah muda ke Eropa, kuning muda tujuan
Polandia dan Eropa Timur, serta warna kuning di Asia.
Siaran
pers IPB yang diterima Republika.co.id, Senin (19/6) menyebutkan, kualitas
daging ikan patin Indonesia memiliki kandungan lemak cukup tinggi dan daging
yang kurang kompak sehingga untuk menunjang kebutuhan ekspor filet ikan patin
perlu adanya peningkatan kualitas daging patin. Usaha untuk memperbaiki
kualitas daging ikan patin untuk kebutuhan industri telah dilakukan pada
beberapa tahapan budidaya.
Perbaikan
kualitas daging ikan patin di antaranya dengan menggunakan daun kayumanis
(Cinnamomum burmannii). Kayumanis dapat berfungsi sebagai anti kolesterolemia
dan anti oksidan, serta sebagai mimesis insulin yaitu untuk merangsang
metabolisme glukosa seluler. Kandungan senyawa bioaktif yang terdapat dalam
tepung daun kayu, yaitu tanin, saponin, flavonoid dan kandungan minyak atsiri
(Laboratorium Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat 2015).
Fakultas
Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK), Institut Pertanian Bogor (IPB) melakukan
inovasi untuk meningkatkan kualitas daging ikan patin. Penelitian yang
dilakukan oleh Mia Setiawati, Suclyadi Dairun, M. Agus Supriyadi dan Nur
Bambang Priyo Utomo – semuanya dosen IPB --
yaitu pemberian daun kayumanis.
Daun
kayumanis yang digunakan berasal dari Provinsi Jambi, jenis Cinnamomum
burmannii. Daun tersebut dikeringkan pada oven suhu 40ÂșC, dihaluskan
menggunakan mesin penggiling, lalu diayak hingga menghasilkan tepung daun
kayumanis. Selanjutnya tepung daun kayumanis dicampur pakan dan bahan lainnya
hingga merata.
Pakan
dicetak berbentuk pelet dengan diameter tiga milimeter (mm). Pakan tersebut
diberikan sebanyak dua kali sehari pada ikan patin yang dipelihara dalam hapa
dengan lama pemeliharaan selama dua bulan.
Salah
satu peneliti, Mia Setiawati menjelaskan, ikan patin yang diberi pakan
komersial dengan campuran tepung daun kayumanis mampu meningkatkan kecernaan
protein, retensi protein dan pakan yang diberikan menjadi dua kali lebih
efisien. “Kadar lemak yang ada dalam tubuh ikan patin juga mengalami penurunan
sebesar 30 persen dan tekstur daging terlihat lebih kompak atau menyatu,” ujar
Mia.
Gambar dari duniaikan.com
Ia
menambahkan, pakan yang diberikan dengan tambahan 0,5 persen tepung daun
kayumanis pada ikan patin selama 40 hari menunjukkan terjadinya peningkatan
kualitas tekstur dan protein daging. Selain itu, pada pemberian 0,1 persen
ekstrak dan 1 persen tepung daun kayumanis pada pakan komersial dapat
menurunkan kadar lemak tubuh, lemak daging masing-masing sebesar 10-12 persen
dan 37-50 persen sehingga memberikan tekstur daging kompak dan warna daging
putih.
“Penggunaan
satu persen tepung daun kayumanis pada
pakan ikan patin dapat berperan sebagai protein sparing effect yaitu
pemanfaatan energi yang bersumber dari pakan (karbohidrat dan lemak) sehingga
dapat meningkatkan penyimpanan protein dalam tubuh,” tutur Mia.
Dapat
disimpulkan, kata Mia Setiawati, formulasi pakan ikan patin dengan menggunakan
bahan tepung daun kayumanis dapat menurunkan kadar lemak tubuh ikan patin dan
tekstur filet daging patin semakin kompak, padat, elastis dan rasa daging lebih
disukai, serta warna filet patin lebih putih.(Sumber : republika). Semoga info
bermanfaat.