Budilaksono.com....Salam
Inspiratif, Kepada bapak ibu bahwa metode
pengendalian penyakit yang paling murah dan efisien adalah dengan cara
pencegahan. Mencegah timbulnya penyakit dapat dilakukan dengan pengelolaan
lingkungan budidaya, penggunaan pakan yang tepat mutu, tepat jumlah, dan tepat
pemberiannya.
Salah
satu tindakan pencegahan yang sudah dilakukan adalah dengan cara menimbulkan
kekebalan, baik dengan menggunakan vaksin maupun dengan menggunakan
imunostimulator lain. Dengan hanya satu atau dua kali pemberian vaksin biasanya
daya tahan tubuh/kekebalan akan bertahan sampai akhir masa pemeliharaan ikan.
Vaksinasi
pada perikanan budidaya telah terbukti memberi kontribusi yang sangat
signifikan terhadap peningkatan produksi perikanan budidaya. Keberhasilan
program vaksinasi tidak hanya ditentukan oleh keampuhan dari vaksin yang
digunakan, tetapi juga sangat ditentukan oleh teknik pemberian vaksin dan waktu
pemeberian vaksin yang tepat.
Beberapa
persyaratan yang harus diperhatikan sebelum melakukan vaksinasi terhadap ikan,
antara lain adalah :
- Sebaiknya ikan telah berumur
3 minggu atau lebih.
Organ-organ yang berperan dalam sistem pembentukan antibodi pada ikan yang
berumur kurang dari 3 minggu belum terbentuk dengan sempurna.
- Status kesehatan ikan
harus dalam kondisi optimal. Ikan yang sedang sakit, misalnya karena
terinfeksi patogen parasitic, sebaiknya tidak divaksinasi terlebih dahulu
sebelum parasit tersebut diberantas.
- Suhu air relatif
hangat (diatas 260C). Berdasarkan pengalaman, respon antibodi yang
terbentuk pada ikan yang telah divaksinasi dan pemeliharaan ikan pada suhu
air ≥ 28 oC akan lebih cepat
dibandingkan dengan suhu air yang lebih rendah.
Air
yang digunakan untuk melakukan vaksinasi dan pemeliharaan ikan harus bebas dari
unsur polutan. Air yang mengandung unsur polutan akan menghambat proses pembentukan
antibodi (immune suppressif) dalam tubuh ikan.
Teknik aplikasi
vaksin pada ikan ada beberapa cara yaitu :
A. Aplikasi
vaksin melalui perendaman
Untuk
ikan berukuran kecil dan dalam jumlah banyak biasanya aplikasi vaksin akan
lebih efisien dilakukan dengan metode perendaman. Perendaman biasanya dilakukan
dalam suatu wadah berisi air dengan volume tertentu yang telah dicampur dengan
sejumlah vaksin, sehingga mencapai dosis yang disarankan, kemudian ikan yang
akan divaksinasi dimasukkan kedalam larutan tersebut. Jangka waktu perendaman
ikan dalam larutan vaksin biasanya sekitar 15 – 30 menit. Selama proses
vaksinasi sebaiknya wadah perendaman dilengkapi dengan aerasi dan kepadatan
ikan tidak terlalu tinggi (antara 100 – 200 gram ikan/L air).
B. Aplikasi vaksin melalui pakan
Teknik
ini lebih sesuai untuk ikan yang sudah dipelihara dalam kolam pemeliharaan
ataupun sebagai upaya vaksinasi ulang (booster). Dosis vaksin yang digunakan
untuk teknik ini sesuai dengan dosis yang direkomendasikan. Pemberian vaksin
melalui pakan sebaiknya dilakukan selama 5 – 7 hari berturut-turut.
C. Aplikasi
vaksin melalui suntikan
Cara
pemberian vaksin dengan melalui suntikan lebih tepat untuk ikan berukuran
relatif besar, jumlahnya tidak terlalu banyak, dan bernilai tinggi, misalnya
induk ikan. Namun demikian, mengenai jumlah ikan yang banyak saat ini tidak
merupakan masalah yang menjadi faktor pembatas karena sudah ada alat vaksinasi
otomatis. Keuntungan pemberian vaksin melalui penyuntikan adalah 100% vaksin
dapat masuk ke dalam tubuh ikan.
Ada
dua cara penyuntikan yang bisa dilakukan, yaitu dimasukkan ke rongga perut
(intra peritoneal) dan dimasukkan ke otot/daging (intra muscular). Penyuntikan
secara intra peritoneal biasanya dilakukan di bagian perut, diantara kedua
sirip perut, atau sedikit di depan anus, dengan sudut kemiringan jarum suntik
kira-kira 300.
Penyuntikan
secara intra muscular biasanya dilakukan di bagian punggung. Pada ikan yang
bersisik biasanya dilakukan di sela-sela sisik ke-3 sampai dengan ke-5 dari
kepala, dengan sudut kemiringan jarum suntik kira-kira 30 – 400.
Mengingat bahwa sifat kulit ikan tidak dapat secara cepat menutup kembali
setelah ditusuk dengan jarum suntik (daya elastisnya kurang), maka lebih
disarankan penyuntikan vaksin dilakukan secara intra peritonial.
Salah
satu langkah pencegahan penyakit pada ikan yang telah dilakukan oleh
Laboratorium Penguji Kesehatan Ikan dan Lingkungan BPBL Batam adalah
menyediakan pelayanan vaksinasi ikan dengan tenaga ahli vaksin (vaksinator)
yang telah tersertifikasi. Jenis-jenis vaksin yang tersedia antara lain adalah
vaksin Aeromonas, vaksin Iridovirus, vaksin Vibrio, vaksin VNN, dan vaksin
Strepsi. (Sumber : BPBL Batam) Semoga
informasi ini bermanfaat bagi para perternak ikan yang ada di seluruh
indonesia.