Budilaksono.com...Salam
Inspiratif, kepada bapak ibu guru bahwa dua siswa dari DIY tepat dari MAN 2
Yogja yakni Aura Nilan sari dan Hanifa Noor berhasil masuk 10 beaer Lomba Karya
Ilmiah Nasional (LKTIN) UII 2017. Kedua siswa ini mampu membuat karya berupa
mie dari biji alpokat.
Buah
aplokat banyak subur tumbuh di wilayah Indonesia. Masyarakat hanya memanfaatkan
buahnya saja terutama untuk disajikan dalam bentuk minuman dan mana bijinya
langsung dibuah.
Kemudian
kedua siswa ini memanfaatkan biji alpokat. Paling utama adalah mengecek
kandungan dalam biji Alpokat. Pada Biji alpukat terkandung 23 persen pati yang
merupakan bahan utama pembuatan mi.
Uji
coba pembuatan mi yang diberi nama Mie Baper Camil -Mi Rainbow Persea Americana
Mill- ini membutuhkan waktu sebulan. Dalam uji coba digunakan empat biji
alpukat bersama 1 kilogram tepung terigu, dua telur, dan satu sendok garam.
Mereka juga menggunakan pewarna alami seperti wortel, buah naga, kunyit, dan
daun kelor.
Dalam
uji coba tersebut dihasilkan 30 kemasan mi seberat 160 gram/kemasan. Terdapat lima
varian rasa. Nama tokoh pewayangan Pandawa Lima dipilih menjadi nama lima
varian rasa tersebut. Mie Puntodewo memiliki rasa original tanpa pewarna,
sedangkan mi Nakula berwarna oranye wortel. Ada pula mi Sadewa berwarna ungu
buah naga, mi Bima mempunyai warna kuning dari kunyit, dan mi Arjuna berwarna
hijau hasil pewarnaan daun kelor.
Perbiji
mi instan sehat dijual dengan harga Rp 6
ribu itu sangat mudah dan sederhana.
Inilah
secara lengkap pembuatan Mi Instan Sehat menurut dua Siswa MAN 2 Yogja adalah
sebagai berikut :
- Biji
alpukat dicuci terlebih dahulu, dikupas kulit arinya, kemudian diparut.
- Hasil
endapan parutan itu kemudian dikeringkan dalam oven selama 30 menit.
- Endapan
yang mengering dan menjadi pati lantas diolah menjadi adonan dengan campuran
tepung terigu, telur, garam, dan pewarna alami.
- Setelah
itu digiling jadi mi kemudian dijemur selama sehari. Mi ini bisa bertahan
hingga satu bulan karena kami tidak menggunakan bahan pengawet.
- Pada
saat waktu bersamaan juga disiapkan bumbu mi dengan bahan seperti garam, laos,
kunyit, bawang merah, bawang putih, gula pasir, dan ketumbar yang digoreng dan
dikeringkan. Kemasan minya sendiri terbilang unik, karena menggunakan desain
batik Parang sebagai penghargaan akan kearifan lokal Jogjakarta. (Referensi : Jawapos radar yogja)
Demikianlah
karya dua siswa dari Man 2 Yogja dalam memmbuat mie biji alpokat yang dibimbing
oleh Exwan Adriyan. Semoga karya-karya sejenis atau teknologi hasil dari
siswa-siwa SMP/SMA/SMK/MA tumbuh subur di Indonesia. Maka hal ini akan menjadi Indonesia
produsen produk olahan sehat terbesar. Mari siswa/siswiku berkaya melalui ektrakulikuler
KIR yang ada disekolah kalian. Semoga
info ini bermanfaat buat kita semua.