Budilaksono..com...salam
Inspiratif, kepada bapak ibu guru Honorer ini kabar dari teman kita yang
bertugas di Kabuapten Bandung. Ribuan guru honorer di Kabupaten Bandung digaji
tak layak. Upah guru honorer perbulan rata-rata Rp 500 ribu. Sementara bagi
guru bidang studi lebih rendah daripada itu. Insentif yang diharapkan dari
Pemerintah Kabupaten Bandung pun tak kunjung datang.
Ketua
Forum Komunikasi Guru Honorer Sekolah Kabupaten Bandung, Toto Ruhiat
mengatakan, upah guru honorer di sekolah negeri selama ini rata-rata Rp 500
ribu perbulan. Sementara guru bidang studi, dibawah Rp 500 ribu perbulan.
"Akibat
rendahnya upah guru honorer yang belum bisa mencukupi kebutuhan rumah tangga.
Banyak yang bekerja sampingan seperti ngojek, dagang," ujarnya, Rabu
(15/2).
Menurutnya
banyak guru honorer yang tidak mendapatkan sertifikasi. Bahkan sejak 2015-2016
tidak ada insentif. Padahal sebelumnya Pemerintah kabupaten Bandung tiap tahun
menyalurkan dana Rp 7 miliar melalui organisasi lain untuk honorer.
Dirinya
membandingkan perlakukan Kabupaten Bandung dengan Pemerintah Kota Bandung yang
memberikan perhatian kepada guru honorer dengan menstimulan Rp 3 juta
pertigabulan. Tidak hanya itu, alasan defisit namun kepada guru diniyah ada
bantuan Rp 1 miliar.
Ia
mengatakan jumlah guru honorer yang mengajar di sekolah negeri, mulai dari SD
hingga SMA/SMK sebanyak 17 ribu orang. Sedangkan jumlah keseluruhan guru
honorer di sekolah negeri dan swasta, dari mulai tingkatan SD/MI hingga SMA/SMK
sebanyak kurang lebih 27 ribu orang.
"Pekerjaan
guru honorer tidak jarang melebihi guru PNS dengan mengajar Full time. Tapi
tidak mendapat perhatian Pemerintah," ungkapnya. Toto menambahkan pihaknya
meminta DPRD dan Pemkab Bandung untuk memerhatikan guru honorer.
Anggota
Komisi D DPRD Kabupaten Bandung, Osin Permana mengaku prihatin dengan
kesejahteraan guru honorer yang rendah. Terkait tidak adanya stimulan untuk
guru honorer dari APBD ini diluar sepengetahuannya. Karena memang, ia belum
lama menduduki kursi di DPRD Kabuupaten Bandung.
"Saya
ini baru di DPRD, dan saat masuk itu anggaran sudah berjalan. Jadi saya tidak
ikut dalam pembahasan anggaran dua tahun kebelakang dan yang saat ini.
kedepannya para guru honorer harus mendapatkan perhatian serius dari DPRD dan
Pemkab Bandung," katanya.
Osin
berjanji akan turut memperjuangkan kesejahteraan para guru honorer tersebut.
Namun tentunya, tetap dengan melihat kemampuan dan postur APBD Kabupaten
Bandung. (Sumber : Rwpublika).
Demikianlah
informasi tentang gaji guru honorer tak layak bagi lulusan sarjana. Maka kepada
pengambil kebijakan daerah atau provinsi gajilah guru honorer sesuai UMK
masing-masing. Semoga info bermanfaat.