Budilaksono.com....salam
inspiratif, Kepada bapak ibu guru PNS dan Honorer semoga diberikan kemudahan
dalam beraktivitas. Pemerintah daerah sering mengumbar janji untuk tunjangan
yang besar kepada guru yang mau mengabdi di daerah terpencil. Tetapi janji
tinggal janji, setelah guru tersebut mengabdi ternyata yang tunjangan
dijanjikan tidak urung diberikan.
Itulah
yang akhir membuat guru ogah mengajar di daerah terpencil atau dipedalaman. Seperti
yang dituntut oleh puluhan guru yang mengajar di daerah-daerah terpencil wilayah
Kabupaten Sarolangun mengaku belum menerima tunjangan selama 2016.
Ketua
Persatuan Guru Daerah Terpencil Kabupaten Sarolangun, Arios, mengatakan,
besarnya tunjangan yang diterima guru daerah terpencil itu bervariasi, sesuai
dengan golongan dan gaji pokok masing-masing PNS.
Tuntutan
yang diminta oleh guru yang mengajar ditempat terpencil yakni uang tunjangan
1,5 juta tiap bulan pada tahun 2016 yang belum diberikan. “Ini adalah bentuk
dikriminasi karena guru honorer dan kontrak daerah sudah menerima semuanya,
besarnya sekitar Rp 1,5 juta," ucapnya usai menyampaikan aspirasi ke DPRD
Provinsi Jambi, Rabu (28/12).
Para
guru PNS masih menunggu kejelasan dari pemerintah sampai akhir tahun. Selain
belum menerima tunjangan guru daerah terpencil, dia bersama rekannya sebanyak
40 orang guru PNS juga belum menerima tunjangan sertifikasi.
"Kalau
tunjangan sertifikasi guru keluar, tentu tidak menjadi problem bagi kami. Ini
sertifikasi tidak keluar, tunjangan guru daerah terpencil juga tidak
keluar," tegasnya.
Situasi
ini, mengingat tingginya biaya hidup guru-guru PNS di daerah terpencil yang
bergantung dengan tunjangan dan sertifikasi itu. "Bayangkan saja, kalau di
kota harga gas tiga kilogram itu cuma Rp 20 ribu, di daerah terpencil bisa
mencapai Rp 40 ribu. Belum lagi, kebutuhan rumah tangga lainnya, sebab itu,
kami harap ada kejelasan tentang ini," ujarnya.
Arios
bersama rekannya yang lain sudah menyampaikan keluhan itu ke bupati, gubernur,
dan terakhir ia bersama rekannya juga telah menyampaikan keluhan itu ke anggota
Komisi X DPR RI. "Sampai saat ini belum ada kejelasan. Kalau alasannya
defisit, tentu ada penjelasan. Kapan dicairkan, yang kami butuhkan itu kejelasan,"
katanya menambahkan.
Menanggapi
ini, Ketua DPRD Provinsi Jambi Cornelis Buston menjanjikan akan menanyakan
persoalan ini ke Dinas Pendidikan Provinsi Jambi. Apalagi, menurutnya,
tunjangan itu berindikasi pada kualitas pembelajaran yang diterima siswa di
daerah terpencil.
"Kita
akan tanyakan hal ini ke Disdik. Bagaimana skemanya, sumber dananya, dari mana
dan mengapa belum disalurkan. Apakah ini imbas dari peralihan kewenangan
SMA/SMK ke provinsi atau seperti apa. Apalagi, itu kan dana pusat," kata
Cornelis.
"Kita
semua tentu tidak ingin situasi ini bisa membuat aktivitas pembelajaran di
daerah terpencil tidak berjalan lancar," Cornelis menambahkan. (Sumber : Republika)
Demikianlah
informasi tentang tuntutan guru yang mengajar didaerah terpencil yang belum
mendapat tunjangan 1,5 juta selama tahun 2016. Semoga pemerintah segera
menindaklanjuti danjsegera membayar yang menjadi hak guru jangan sampai hal ini
dipersulitkan. Semoga info bermanfaat.