Budilaksono.com....Salam
Inspiratif, Kepada bapak ibu guru dan tenaga kependidikan semoga diberikan
kemudahan beraktivitas. Imbas karena peralihan SMK/SMA ke Propinsi, saat
terasa sekali di beban orang tua karena
sekolah tidak gratis lagi. Ini diperkuat dengan terbitnya surat edaran (SE)
Gubernur Jatim Soekarwo.
Gubernur
Jatim menerbitkan SE tentang standar sumbangan pembinaan pendidikan (SPP) SMA
dan SMK di Jawa Timur membuat program sekolah gratis di daerah harus hilang.
Termasuk di Surabaya.
Point
penting isi surat edaran tersebut adalah :
- Adanya
standar SPP SMA dan SMK yang ditetapkan gubernur
- Seluruh
biaya operasi, investasi, hingga gaji guru tidak tetap (GTT) menjadi tanggung
jawab sekolah.
- Seluruh
orang tua/wali murid pun harus membayar SPP yang standar nominalnya telah
ditentukan gubernur. Yakni, SMA Rp 135 ribu per siswa per bulan, SMK teknik (Rp
215 ribu), dan SMK nonteknik (Rp 175 ribu).
Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Prof Muhadjir Effendy menyatakan, selama
ini SMA dan SMK memang tidak gratis. Yang benar-benar gratis adalah SD dan SMP
saja. Jadi, memang tidak salah jika sekolah menarik SPP dari orang tua/wali
murid.
Muhadjir
menambahkan, saat ini sudah membuat peraturan menteri tentang SD dan SMP boleh
melakukan pungutan. Meski dibolehkan meminta tarikan, sekolah tetap harus
menaati peraturan. Tarikan tersebut tidak boleh liar atau di luar rencana
kegiatan sekolah. Pesan dari muhadjir, yang penting pesan saya, siswa miskin
harus gratis. Bahkan harus disantuni.
Dia
menegaskan, yang jelas, sekolah tetap diizinkan menggali dana dari mana pun. Yang
dia tekankan sebenarnya bukan dari orang tua/wali murid, tetapi dari alumni
atau donatur. Sekolah menelurkan sangat banyak lulusan yang sukses. Ada yang
menjadi gubernur, bupati, maupun pengusaha. ''Ini saatnya alumni membantu
adik-adiknya agar sekolahnya menjadi lebih baik,'' katanya.(Sumber : jawapos)
Demikianlah
informasi tentang siswa yang miskin harus gratis dan dapat bantuan dalam
menempuh sekolah. Semoga informasi bermanfaat.