Budilaksono.com...Salam Inspiratif, kepada bapak ibu guru dan tenaga kependidikan semoga diberikan kemudahan dalam beraktivitas. Perusahaan sekarang ini lebih memilih tenaga kerja terlatih, salah
satu yang dibutuhkan dari lulusan SMK. Maka oleh sebab itu lulusan SMK harus
diperbaiki dalam hal kualitas lulusannya.
Presiden
Joko Widodo (Jokowi) mengungkapkan, perlu adanya perubahan radikal dalam proses
pembelajaran di sekolah vokasi tersebut. Selama ini banyak lulusan SMK yang
menganggur karena lantaran kurikulum yang dirancang tidak sesuai dengan
kebutuhan industri.
Kurikulum
yang keliru di SMK tersebut, menurut Jokowi, yang akhirnya berhilir pada kurangnya
kompetensi keahlian lulusan SMK yang dibutuhkan pelaku industri. "Problemnya adalah, SMK kita ini gurunya banyak yang normatif. Guru normatif ya guru Kimia, guru Fisika, guru PMP (Pendidikan Moral Pancasila)," imbuhnya.
"Padahal
yang dibutuhkan di SMK adalah guru-guru yang memiliki skill. Keterampilan
membimbing anak didiknya misalnya masalah merakit mesin, komponen otomotif,
membuat jendela, pintu yang dibutuhkan seperti itu. Itu yang saya lihat di
Jerman dan Korsel. Mereka bisa maju karena vocational training dan vocational
school," jelasnya.
Kenyataan kompetensi
rendah lulusan SMK di pulau Sumatera dan luar Jawa lainnya.
Sebenarnya
100% yang dikatakan oleh pak Jokowi karena banyak guru normatif seperti guru
Fisika, Kimia dan PMP berlebih itu tidak tepat. Sebenarnya bukan masalah tersebut di SMK. Mungkin kata pak Jokowi itu
benar bila berlaku di Pulau Jawa. Bila di Sumatera dan bagian Indonesia kenyataannya
hampir guru SMK baik normatif dan adaktif serta produktif masih kurang. Dan tingkat
kualitas mereka kebanyakan masih rendah.
Kenyataan
dilapangan pembelajaran SMK masih banyak teori dan sedikit praktik
(Perbandingan persentasi > 70% teori dan < 30% praktik di ajarkan kesiswa
disekolah).
Kenapa
pembelajaran SMK seperti ini karena seluruh guru SMK untuk pelatihan saja hampir
tidak ada seluruh mapel yang diajarkan dalam setahun apalagi MGMP mapel. Hampir
tidak tersentuh guru SMK hal peningkatan kualitasnya.
Bandingkan
saja antara guru SMA dan Guru SMK. Guru SMK mempunyai kualitas pembelajaranya
akan bagus dan baik, kenapa hal ini terjadi? Karena perlakukan dari pihak
pemerintah terutama dinas pendidikan masih berpihak pada guru SMA. Kita lihat
kenyataan dilapangan bahwa banyak guru SMA dapat pelatihan atau diklat dan itu
bisa terjadi tiap tahun dan adanya perkumpulan MGMP yang telah eksis tiap bulan
digelar.
Kami
guru SMK sangat iri dengan guru SMA yang dapat pelatihan tiap tahun.
Dimana
Guru Kimia SMA tiap tahun dapat diklat atau pelatihan dan paling lambat 2
tahun. Dan guru kimia SMK baru adanya pelatihan itu berjarak 3 atau 4 tahun
sekali dan itu bila ada. Seperti yang akan kami alami pada tanggal 28 November
2016 (tertunda pelaksanaannya 2 kali) ini adalah pelatihan yang ke dua bagi
sekolah kami, yang jarak dari pelatihan pertama adalah 4 tahun.
Sebenarnya
guru Produktif SMK sudah banyak tetapi karena pelatihan yang didapat kurang
sehingga dalam pembelajaran yang diberikan disekolah ya otomatis seperti yang
didapat guru tersebut selama kuliah atau seperti model sistem kursus banyak
tugas. Selain itu peralatan pendukung praktik terbatas sehingga guru produktif
SMK masih banyak memberikan dalam bentuk teori sehingga hasil lulusan belum
mampu bersaing seperti harapan perusahaan.
Bila
bapak persiden mau meningkatakan kualitas lulusan SMK kami sangat setuju. Yang terpenting
dalam pelaksanaan aplikasi ide dari pak Jakowi untuk tingkatkan kualitas
lulusan SMK dilapangan jangan dilakukan srampangan atau terkotak-kotak hanya di
SMK rujukan saja.
Peningkatan
kualitas lulusan SMK bisa terwujud bila dilakukan peningkatan kualitas guru
melalui pelatihan dan sarana/prasarana
pendukung praktik siswa. Semoga kualitas
lulusan SMK sesuai standar perusahaan/industri di tahun 2019. Amiin.