Budilaksono.com.....Salam
inspiratif, Kepada bapak ibu guru, sebagai pendidik memang menyenangkan, kita
ketemu peserta didik yang bermacam-macan latar belakang dengan beribu-ribu
karakter. Karakter ini yang membuat guru mengunakan jutaan cara dalam membimbing
dan membina siswa-siswinya menjadi cerdas dan berakhlak baik.
Poses
pembelajaran itu tidak instan tapi melalui tahap-tahap yang panjang. Disekolah hati guru dan murid mulailah mendekat hingga tidak ada jarak karena
proses pembelajaran tidak akan bermakna jika hati muridnya tidak tergerak.
Sebagai
remaja, tentunya kami dekat dengan “kenakalan”, “aturan dibuat untuk
dilanggar”. Hukuman demi hukuman makin membuat kami ketagihan melakukan
pelanggaran, itulah dunia kami. Namun, semuanya berubah sebaliknya.
Titik
balik terjadi bukan ketika sang guru memasang wajah bengis dan memberikan
hukuman berat, melainkan ketika Sang Guru tetap tersenyum, dan dengan sabar
menghadapi kenakalan kami. Senyuman dan kata-katanya membuat kami sadar dan
menyesali apa yang telah kami lakukan.
Deni
Hadiana mengatakan, Guru telah membuka mata hati saya, pribadi remaja yang
tadinya gelisah, ingin selalu melanggar aturan, malas belajar, selalu melawan
apabila diingatkan, bisa berubah menjadi sebaliknya. Fenomena ini menunjukkan
bahwa guru tetap menjadi sosok pribadi yang dinanti, kehadiran guru senantiasa
dirindukan, dan dikenang selamanya.
“Itulah cuplikan salah satu dari 700 lebih naskah
yang masuk ke panitia Lomba True Story Indonesia Bermutu sampai batas akhir
penyerahan tanggal 25 November 2015. Hampir semua naskah menceritakan bahwa
guru adalah salah satu figur yang diidolakan, dan inilah guru yang sebenarnya,
senantiasa mengilhami dan menginspirasi muridnya sepanjang waktu”, lanjut Deni saat dalam penilaian naskah ini.
Peneliti
Indonesia Bermutu Zulfikri Anas menjelaskan, dari 700 naskah, cukup banyak
penulis pemula tapi juga ada penulis yang sering memenagkan lomba. Menyimak tulisan
para pemula yang sangat menarik saya yakni dengan gaya penulisan yang seperti
dipaksakan, ia mencoba mengungkapkan isi hatinya. Jelas sekali bahwa yang
mereka harapkan bukan kemenangan, tapi cerita inspiratifnya tentang guru agar
diketahui orang lain. Ini yang luar biasa. Disini pasti para juri kesulitan
memilih lima nominasi 700 lebih naskah dengan cerita yang inspiratif
Sama
yang dikatakan Pendiri Indonesia Bermutu Burhanuddin Tolla menegaskan, bahwa kisah-kisah nyata ini perlu
dianalisis lebih jauh berdasarkan teori-teori yang relevan lalu dibukukan dan
diterbitkan bekerja sama dengan penerbit profesional dan Ikatan Penerbit
Indonesia (Ikapi) DKI Jakarta. “Ini akan
menjadi salah satu referensi tentang bagaimana menjadi guru bermutu,” tutur
Burhanuddin.
“Setelah
kita membaca naskah tersebut satu-persatu, ternyata alasan yang sering disebut
adalah karena ingin berbagi cerita
inpiratif tentang guru yang mereka kagumi. “Khalayak perlu tahu apa yang saya
alami dengan sosok guru yang saya kagumi ini,”
itu antara lain ungkapan penulis di dalam cerita yang mereka tulis. (Referensi
Republika)
Terima
kasih kepada pendiri Indonesia Bermutu yang telah mengadakan perlombaan menulis
tentang guru. Guruku kalaulah yang selalu kami kagumi dan sebagai teladan kami.
Dan dalam even ini diikuti banyak penulis dari seluruh pelosok
negeri yang inovatif dan kreatif. Semoga dengan langkah ini akan menumbuhkan
banyak lagi penulis-penulis pemula ditahun 2016 pada event yang sama.