Budilaksono.com.....Salam
inspiratif, kepada bapak ibu guru mari kita kembangkan prestasi non akadeemik
disekolah lewat pembuatan film. Inilah kisah
motivasi pemenang ajang Apresiasi Film Indonesia Katagori Pelajara tahun 2015
dengan judul Film Ijolan. Film ini karya siswa SMAN 1 Purbalingga, Eka
Susilawati alumni SMPN 4 Satu Atap Karangmoncol
Purbalingga. Ajang Apresiasi Film Indonesia (AFI) 2015 ini diselenggarakan
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud).
Eka
siswi kelas XII SMA ini juga mengisahkan awal perkenalannya dengan dunia film.
SMPN 4 Satu Atap Karangmoncol Purbalingga adalah tempatnya pertama kali
mengenal film. Sekolah ini memiliki kegiatan ekstrakurikuler film yang dinamai
Sawah Artha Film. Saat masih duduk di bangku SMP ini pula Eka memproduksi film
pertamanya, Langka Receh. Film Langka Receh berhasil meraih penghargaan khusus
dalam Festival Film Indoensia (FFI) tahun 2012. Seperti halnya Ijolan, Langka
Receh juga mengandung pesan moral kejujuran.
Film
yang disutradarainya itu berhasil menyabet penghargaan Apresiasi Fiksi Pendek
Kategori Pelajar. Bahkan sebelum diganjar penghargaan di ajang AFI 2015 ini,
Film Ijolan juga pernah mendapatkan penghargaan di festival film lain. “Prestasi
itu tidak selalu bidang akademik, nonakademik juga ada. Tapi nilai sekolah
tetap harus bagus, karena jadi jaminan,” tutur Eka usai acara malam puncak
Apresiasi Film Indonesia (AFI) 2015 di Museum Benteng Vredeburg, Yogyakarta,
Minggu (25/10/2015) lalu.
Film
Ijolan menceritakan tentang dua saudara kembar, Nur dan Ratih. Berbeda dengan
Ratih, Nur terlahir sebagai seorang tunawicara. Meski memiliki kekurangan,
dalam hal akademik, Nur lebih pandai daripada Ratih. Suatu hari, Nur diminta
Ratih untuk menggantikannya dalam ujian matematika di sekolah, demi uang Rp100
ribu yang akan digunakan untuk membeli pulsa listrik di rumah. Namun meski
mereka membutuhkan uang tu, Nur menolak untuk berbuat tidak jujur. Pesan moral
tentang nilai kejujuran inilah yang ingin disampaikan Eka dalam film besutannya
itu.
Eka
menuturkan, Di SMAN 1 Purbalinga tidak memiliki kegiatan ekstrakurikuler film
karena sekolah kami masih menitikberatkan pada akademis, misalnya Olimpiade
Sains Nasional (OSN). Walau tidak ada wadah di di Sekolah SMAku tapi itu tidak
menyurutkan minat dalam pembuatan film. Kami
beserta temen-temen alumni SMPN 4 Satu Atap Karangmoncol bergabung dan aktif
mengembangkan kreativitatasnya di Cinema Lovers Community (CLC) Purbalingga.
Eka
menambahkan, kami dan temen-temennya lewat CLC Purbalingga, aktif mengikuti
berbagai festival film untuk menggalang dana. Dalam pengembangan dunia perfilman kami, hampir tidak ada
bantuan dari pemerintah daerahnya. Padahal CLC Purbalingga sudah cukup terkenal
dengan prestasinya.
“Kami
selalu ikut festival-festival supaya dapat dana untuk nutupin biaya produksi dan
untuk biaya ke depannya. Pernah dari seluruh biaya festival, kami berhasil
nyumbang dana untuk pembangunan masjid di SMPN 4 Satu Atap Karangmoncol,” tutur
Eka.
Ia
berharap, pemerintah daerahnya bisa memberikan dukungan terhadap perkembangan
film di daerah Purbalingga. Apalagi Purbalingga memiliki CLC dan Festival Film
Purbalingga (FFP) yang juga mendapat penghargaan di AFI 2015 untuk kategori
Festival Film. Kami mohon dipermudah perizinan atau birokrasi, misalnya saat
meminjam lokasi untuk keperluan syuting dan dibantu dalam pedanaannya.
Kami
perpesan kepada seluruh pelajar di tanah air untuk terus berprestasi kembangkan
minat dan bakat kalian tidak hanya di bidang akademik tetapi juga di bidang
nonakademik. Mari kita berprestasi berprestasi
pada bidang yang kita minati, maka kita punya kepuasan batin, refreshing, bisa
kenal banyak orang dan banyak pengalaman. Itulah pesan dari Eka pemenang Ajang
Apresiasi Film Indonesia Tahun 2015 katagori pelajar.
Dengan
kisah dari Eka dalam aktif mengikuti festival film dengan perjalanan yang
panjang dengan cara penggalangan dana tampa bantuan dari pemda dan mampu
membuktikan sebagai sang juara. Dengan curhatan Eka dimana Sekolahnya tidak ada
wadah pembuatan film tapi tidak menyurutkan minat Eka dan kawan-kawanya tetap
eksis dalam mengembangkan dunia perfilm.
Kepada
seluruh pelajar bila kita punya keahlian
dan minat kita tidak ada wadah di sekolah ikuti wadah lain di luar sekolah. Jangan
sebagai halangan atau keluhan bila
sekolah tidak mengembangkan minat dan
bakat kalian. Brawo Eka..lanjutkan dalam pengembangan dunia perfilman