Budilaksono.com...Salam
inspiratif, Kepada bapak ibu guru
menjaga kesehatan siswa-siswi disekolah selama belajar itu sangat
penting karena kesehatan menjadi prioritas utama. Dengan permasalahan yang
menimpa dunia pendidikan sekarang adalah kabut asap tebal yang menyelimuti wilayah sekolahan. Ini menjadi kendala dalam
proses belajar karena harus menggunakan
masker agar tidak menyerap partikel zat berbahaya. Kabut asap ini sudah melanda
di sembilan Provinsi selama hampir 3 bulan lebih.
Dengan
permasalahan kabut asap ini maka Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
(Kemendikbud) bekerja sama dengan Institut Teknologi Bandung (ITB) tengah
berusaha mengembangkan Sistem Sekolah Aman Asap. Uji coba secara sederhana
telah terbukti sukses di SD Negeri Percobaan Kota Padang, pada 27-28 Oktober
lalu. Nilai Indeks Standar Pencemaran Udara (ISPU) di Kota Padang saat itu 288,
sedangkan nilai ISPU setelah pemasangan sistem instalasi udara di kelas turun
menjadi 78.
Kemendikbud dan dinas pendidikan dari 66 Kabupaten/Kota dalam rakor penanggulangan dampak asap mendengarkan penjelasan secara terperinci dari
ITB mengenai inovasi pengembangan sistem sekolah aman asap mengunakan phytoplankton
(Alga Hijau). “Tujuan Sistem Sekolah Bebas Asap ini untuk menyiapkan sekolah
dengan kualitas udara yang aman sehingga kegiatan belajar mengajar berjalan
normal pada saat terdapat kondisi kabut asap,” kata pakar dari ITB, Zeily
Nurachman.
Zeily
menjelaskan kepada peserta dari perwakilan 66 Kab/Kota, Inovasi penyaring udara
dengan biaya yang murah dan dapat dilakukan dengan dengan bahan-bahan sederhanadisekitar
sekolah bisa digunakan di kelas sehingga siswa tetap bisa belajar. Inovasi tersebu dikenal dengan sebutan bungker
perlindungan asap
Bahan-bahan
yang digunakan dalam membuat bungker pelindung asap yang di Uji coba di SD
Negerii Percontohan Kota Padang yakni :
- Kasa
filter/penyaring
- Aquarium
kecil/ember
- Kipas
angin
- Phytoplankton
(tumbuhan ganggang atau alga hijau).
Cara
pembuatan bungker pelindung asap agar sekolah aman Asap :
- Semua
ventilasi ruangan kelas ditutup dengan kasa penyaring air aquarium. Bisa
menggunakan kain setiap 30 menit dibasahi. Fungsi kain basah attau kasa yakni
untuk menyaring udara yang masuk keruangan agar proses penyaringan lebih baik
- Sediakan
aquarium ukuran kecil atau bisa diganti dengan ember.
- Kemudian
masukkan ganggang atau alga hijau ke dalam aquarium. Fungsi ganggang hijau diakuarium
adalah meyaring partikel yang lolos dari kasa atau kain yang dibasahi. Karena makanan
Ganggang adalah partikel asap yang membahayakan kesehatan manusia.maka semakin
banyak Ganggang akan semakin baik.
- Terakhir
kipas angin untuk mendorong percepatan sirkulasi udara. Fungsi kipas yang
dihidupkan untuk mepercepat sirkulasi udara.
Meski
cara itu sangat sederhana, terbukti efektif menurunkan nilai ISPU di dalam
kelas dari ISPU 288 di Kota Padang turun siknifikan menjadi ISPU 78. Pakar ITB
menguji coba itu di SDN Percontohan Kota Padang dengan dibantu Staf Ahli
Mendikbud Bidang Inovasi dan Daya Saing, Ananto Kusuma Seta.
“Pengembangan
Sistem Sekolah Aman Asap, ada yang prinsip yang harus dipenuhi, yaitu terbukti,
mudah, murah, edukasi, mumpuni dan kontinyu. Dan lima prinsip ini sudah
terbukti pada uji coba di SDN Percobaan Kota Padang,”tuturnya Zeily
Uji
coba yang dilakukan menghabis biaya hampir 2 juta untuk pemasngan tiap kelas.
Peralatan yang digunakan semua membeli yakni akuarium,kasa filter, kipas angin
serta tumbuhan ganggang. Demikian yang disampaikan oleh Syamsul Rizal Kepala
Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Sumatera Barat
Biar
biaya semakin murah gunakan ember besar yang berwarna transparan untuk menampung ganngang atau alga
hijau. Dan gunakan kain basah saja.
Kepada
seluruh sekolah yang kena dampak kabut asap silahkan membuat bungker pelindungan
asap. Bila biayanya tidak banyak buat satu kelas sebagai uji coba. Dan apablia
sekolah tidak punya biaya maka menyiapkan bahan-bahannya sedikit demi sedikit
untuk tahundepan bila pada musim yang sama kena dampak asap. Caranya beli kipas angin dipasang setiap
kelas. Kemudian beli Ganggang 3 bulan sebelum timbul kabut asap
kemudian masukkan dalam boto kaca transparan atau ember putih maupun bak kemudian di beri aerasi dan biarkan cahaya lampu atau sinar matahari masuk agar
berkembangbiak menjadi banyak. Kalau kesulitan minta bantuan guru biologi.
Semoga
informasi ini dapat ditindaklanjuti oleh seluruh sekolah yang kena dampak asap.