Budilaksonoputa......Salam
insfiratif, kepada bapak ibu guru selalu kita beri motivasi kepada peserta didik
selama 10 menit sebelum belajar atau disela-sela pembelajaraan. Bapak ibu murid
yang mempunyai keterbatasan kemampuan dan fisik kita selalu beri semangat dan
motivasi agar mereka tidak minder atau down. Ini adalah kisah beberapa siswa keterbatasan
fisik yang tetap semangat mengikuti coaching clinic. Siswa-siswa tersebut
adalah merupakan bimbingan dari SLB maarif Muntilan.
Puluhan
siswa Sekolah Luar Biasa (SLB) Maarif Muntilan, Kabupaten Magelang mengikuti
coaching clinic bersama sejumlah pemain Persikama Magelang Raya. Karena tidak
punya lapangan, coaching clinic digelar di persawahan di depan kampus SLB.
Para
pemain Persikama memberikan pengetahuan dasar sepak bola kepada anak-anak
seperti menendang, menggiring, mengumpan, dan menyundul kepada siswa SLB.
Mereka juga diajari bagaimana mencetak gol dari permainan terbuka, tendangan
bebas maupun tendangan penalti.
Setelah
itu dibentuk dua tim sepakbola yakni tim A dan tim B. Masing-masing tim
diperkuat 13 pemain SLB dan tiga pemain Persikama. Kedua tim kemudian
bertanding di sawah bekas tanaman padi karena pihak sekolah kekurangan
fasilitas.
Pertandingan
ini berjalan unik, tidak hanya karena satu tim diperkuat 16 pemain bukan 11
sebagaimana kesebelasan umumnya. Namun ada sejumlah siswa SLB yang sejatinya
tidak masuk tim namun ikut bermain. Salah satunya Khusnandar langsung turun ke
lapangan dan ikut berebut bola.
Khusnandar
bahkan mengambil bola dan membawanya lari sehingga membuat pertandingan
dihentikan sejenak. Aksi ini membuat pemain di kedua kubu tertawa namun
pertandingan kemudian dilanjutkan lagi. Hingga pertandingan selesai kedudukan
imbang 1-1 dan dilanjutkan adu penalti.
Hebatnya,
meski para pemain tersebut merupakan siswa berkebutuhan khusus namun bisa
memainkan bola dengan baik. Mereka bahkan sanggup membuat para pemain Persikama
kerepotan dengan gocekan dan tendangan kerasnya. “Saya bercita-cita jadi pemain
bola. Saya mau jadi bek timnas,” kata Khusnandar.
Guru
olah raga Wahyudi Dwi Kuncoro mengatakan peserta sepak bola ini merupakan siswa
SLB. Dengan segala keterbatasannya, mereka memiliki semangat tinggi untuk
bermain bola. Ia menilai latihan bisa menjadi sarana pendidikan bagi anak-anak
berkebutuhan khusus.
Sementara
itu, Kepala SDLB Ma’arif Muntilan Suyadi SPd mengatakan sekolahnya menangani
pendidikan untuk siswa tuna netra, tuna rungu wicara, dan tuna grahita.
Sayangnya, kata dia, jumlah siswa SLB terus bertambah banyak sementara
fasilitas pendidikan terbatas.
Kepala
SMA LB Maarif Sugiranto menambahkan pihaknya membutuhkan dana sekitar Rp 1,5
milyar untuk membeli tanah di depan sekolah. Tanah tersebut rencananya akan
digunakan untuk menambah ruang kelas dan fasilitas pendidikan siswa SLB.(Sumber
: Suaramerdeka)
Admin
memberi ancungan jempol dua kepada anak-anak SLB yang semangat mengikuti
permainan sepakbola. Mereka semangat sekali tampa memikirkan kekurangan yang
dimiliki.
Semoga
SLB Maarif atau yayasan Maarif diberikan kemudahan dalam mengembangkan di
bidang pendidikan.