Budilaksonoputra.....Salam
insfiratif, kepada bapak ibu guru dan calon guru di negara tercinta ini masih
banyak dibutuhkan guru. Guru banyak dibutuhkan dipemerintah daerah y dari hasil
pemekaran daerah lain dan provinsi baru. Terbanyak yang membutuhkan guru adalah bertugas
didaerah pedalaman. Salah satu contohnya adalah sekolah di Banti, desa terdekat
dari Tembagapura, Mimika mengalami kekurangan guru. Kondisi ini hanyalah satu
dari ratusan sekolah yang kekurangan tenaga pengajar di Papua.
Salah
satu guru di SMP Negeri Banti, Sugiyarto, mengungkapkan, di sekolahnya hanya
terdapat 5 guru pegawai negeri. Permasalahannya, karena jumlah siswa banyak,
dan mata pelajaran SMP diajarkan oleh guru mata pelajaran, jumlah guru di Banti
tergolong minim. "Terkadang untuk
mata pelajaran seperti matematika dan olahraga, kami saling merangkap. Harusnya
ada sendiri guru matematika, olahraga, dan seni budaya," jelasnya, Rabu
(19/8).
Tantangan
lain yang dihadapi oleh para guru adalah dorongan orang tua murid yang kurang.
Sugiyarto menyebutkan, kerap kali murid tidak masuk dalam hitungan beberapa
minggu. Alasannya bervariasi, busa karena ikut ke kampung atau ada acara
pernikahan. Belum lagi, lanjutnya, medan yang tergolong sulit semakin
menyulitkan akses.
"Padahal
kita ada syarat minimal 75 persen presensi. Padahal sama sekali ga ada yang
memenuhi. Tapi kami terpaksa menaikkan karena kalau engga ya urusan lagi. Ribut
lagi nanti. Itulah rendahnya dorongan orang tua," katanya.
Untuk
merekrut guru honorer sendiri, kata Sugiyarto, butuh dana lebih dari sekolah.
Sedangkan, dengan kondisi ekonomi siswa, maka sekolah kesulitan mendapat
tambahan dana. Sugiyarto berharap pemerintah daerah Mimika bisa mengirim lagi
guru pegawai negeri ke sekolahnya.
SMP
Negeri Banti sendiri satu gedung dengan SD Inpres Banti. Mulai dari lahan,
gedung, hingga perumahan guru, semua dibangun oleh PT Freeport Indonesia.
Lokasi yang berdekatan dengan penambangan tembaga dan emas milik Freeport,
membuat perusahaan yang berinduk di AS ini turut menyalurkan bantuan.
PT
Freeport juga mendirikan sebuah Rumah Sakit gratis tepat di samping sekolah.
Kurang lebih ada 275 kepala keluarga yang menempati Kampung Banti. Mayoritas
penduduk di Banti masuk dalam Suku Amungme, di samping beberapa suku lain
dengan jumlah lebih kecil.(Sumber : Republika)
Semoga
informasi ini akan menggugah calon guru yang baru lulus atau yang masih honor
mau mengajar didaerah pedalaman dan di 3T.