Budilaksonoputra....Salam
insfiratif, Kepada bapak ibu guru untuk meningkatkan kreativitas siswa agar
terampil bisa dilakukan dengan memanfatkan potensi yang ada disekitas sekolah
bapak ibu. Salah satu potensi yang sedang bersinar adalah membuat produk dari
ikan.
Melalui
mapel mulok atau muatan lokal, cobalah siswa membuat kue atau oleh-loleh dengan
kreasi mereka yang dipandu oleh guru untuk membuat produk yang jarang dilakukan
yakni membuat kue dari bahan ikan baik ikan air laut maupun air tawar. Siapa tahu
itu akan menjadi keterampilan bagi siswa setelah lulus sekolah. Apalagi
pemerintah menduduk program ini akan mudah untuk pemasarannya.
Salah
satu kasil kreasi kue bahan ikan adalah Keripik ikan laut khas dari Kabupaten
Kebumen, memang 'ngangeni'. Terlebih menjelang Lebaran, yang namanya makanan
yang satu ini, mulai diburu. Akibatnya perajin keripik ikan laut yang mempunyai
sentra di Desa Karangrejo Kecamatan Petanahan dan Desa Tanggulangin Kecamatan
Klirong Kebumen, 'berjibun' pesanan.
"Tapi
harus bersabar, karena nelayan Petanahan dan Klirong sudah enggan melaut,
sehingga bahan baku kurang", ucap Waryanti, perajin keripik ikan laut Karangrejo.
Minggu (05/07/15) kemarin.
"Di
musim paceklik ikan, pasokan ikan segar hanya mengandalkan dari Cilacap dan
nelayan Desa Pasir Kecamatan Ayah
Kebumen saja. Itupun jumlahnya sedikit, jauh di bawah kebutuhan yang
sebenarnya," ujar Waryanti.
Perempuan
yang satu ini mengaku, bergelut keripik ikan laut sejak 2011. Kini memiliki
pelanggan tetap diantaranya pedagang makanan kering di Tasikmalaya,Jakarta,
Bogor dan Yogyakarta. Bila panen ikan melimpah bisa mengolah sampai 1 ton ikan
segar menjadi sekitar 3 kuintal keripik ikan berbagai bentuk.
Di
antaranya, keripik 'baby fish' atau ikan kecil utuh, keripik tulang ikan,
keripik badan ikan dipotong-potong kecil dan keripik ikan sedang utuh setengah
jadi dan keripik ikan sedang utuh jadi. Harga keripik ikan tersebut Rp 60 ribu
sampai Rp 100 ribu/kilogram.
"Di
musim paceklik ikan ini produksinya hanya 1 sampai 2 kuintal ikan segar yang
menjadi 30 sampai 60 kilogram keripik saja. Padahal, Idul Fitri 2015 ini
permintaan pasar meningkat tajam," ujar Waryanti.
Zakiyah,
perajin keripik ikan laut Tanggulangin, menyebutkan selain kekurangan bahan
baku, sepanjang Ramadan 2015 harga bahan baku yaitu jenis-jenis ikan berbadan
pipih seperti ikan leya dan ekor kuning naik tajam dari Rp 2 ribu/kilogram
menjadi Rp 6 ribu/kilogram.
"
Untuk bisa mendapatkan bahan baku kini kami harus memberi uang muka kepada
pedagang ikan langganan kami agar mereka untuk sementara tak menjualnya kepada
perajin ikan asin," jelas Zakiyah.(Sumber : kedaulatan Rakyat)
Sebentar
lagi lebaran idul Fitri, kue yang akan bapak ibu sajikan apa? Kalau selama ini
kue dan oleh-oleh yang ditampilkan adalah roti basah dan kue kering yang dibuat
sendiri maupun beli ditoko kue untuk penyajian dalam lebaran Idul Fitri. Coba untuk
lebaran Idul Fitri 2015 ini menyajikan kue dan oleh-oleh dari bahan serba ikan biar
terkesan special dibanding tetangga lain. Apalagi kue ini dibuat sendiri, akan
menjadi ajang promosi gratis yang langsung dinikmati saudara, tetangga dan
olrang lain. Disinilah kemampuan kita diuji....
Semoga
bisnis kue kripik atau kue lain dari bahan serba ikan akan meperkenalkan kita
kepada seluruh masyarakat.
Bila
seluruh sekolah dari SD, SMP/MTs, SMK/SMA suatu daerah membuat produk olahan
serba ikan yang melalui mapel mulok dan
dipasarkan melalui mapel kewirausahan akan memberi modal dasar siswa dalam
mengembangkan jiwa usahanya. Dan bisa jadi akan memberi imbas ke kecamatan dan
kabupaten sebagai setral kas oleh-oleh serba ikan.
TERUS KAPAN DONG SEKOLAH SD,SMP,MTs, SMA,SMK, MA MEMBERIKAN MODAL BERWIRASUSAHA KEPADA SISWA MELALUI MAPEL MULOK YANG BISA DIBELI MASYARAKAT