Budilaksonoputra.....Selamat
siang bapak Ibu guru SMK semoga diberi kemudahan dalam beraktivitas. Keberadaan
Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) ditujukan untuk menghasilkan lulusan siap
kerja, sehingga bekal keilmuan aplikatif sangat penting. Namun masih minimnya
guru SMK yang aplikatif menjadikan lulusan sulit bersaing di pasar kerja
Menurut
Dr Sri Waluyanti Dosen UNY mengatakan, seharusnya guru SMK harus terus
meningkatkan kompetensi keilmuan, seiring pesatnya perkembangan teknologi dan
informasi. Namun, tidak jarang guru SMK yang mengabaikan hal ini. "Hingga
saat ini masih banyak lulusan SMK yang belum tahu mau kemana setelah lulus, dan
hanya sedikit siswa yang siap kerja," kata Sri Waluyanti
Hasil
penelitiannya yang dituangkan dalam judul 'Pengembangan Profesionalisme
Berkelanjutan Guru SMK Melalui Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP),
menunjukan jika guru berperan strategis dalam pengembangkan keahlian siswa di
masa depan.
Dikatakan,
fakta jika kenaikan jenjang jabatan fungsional guru tidak menjamin peningkatan
kompetensi dan area kerja profesional. Selain itu, sistem uji profesionalitas
yang ada saat ini kurang mencerminkan kompleksitas pengetahuan dan keterampilan
guru profesional.
"MGMP
sebagai wadah guru berbagi pengalaman, mengembangkan potensi dan penyelesaian
masalah pembelajaran kurang dioptimalkan. Rendahnya komitmen dan kesadaran
pengembangan diri guru di MGMP menjadi masalah tersendiri yang lain,"
paparnya.
Karena
itu, mengoptimalkan peran MGMP dalam pengembangan profesionalisme guru SMK
penting. Menurutnya sebagian besar guru mempunyai kompetensi awal kategori
rendah, sehingga diperlukan peningkatan melalui pengembangan profesionalisme
berkelanjutan. (Sumber : Kedaulatan Rakyat)
Pemerintah
daerah, provinsi diluar jawa masih mencampur MGMP mapel yang sama antara SMA
dan SMK, padahal penekanan materi yang disampaikan kesiswa berbeda walau dengan
judul bab nya sama. Contohnya Fisika, materi di SMA lebih dalam dan umum dan diberikan
semua dengan waktu 4 jam perminggu tatap muka. Sedangkan materi Fisika di SMK
hanya dasar dan lebih cederung terapan yang berhubungan dengan kejuruan di SMK
tersebut, dan waktu hanya 2 jam tatap muka perminggu.
Pemerintah
daerah dan provinsi masih menganggap sama mapel SMK dan SMA sehingga gak
malasah bila pelatihan dicampur. Padahal sebenarnya Mapel yang sama pada SMA
dan SMK mempunyai perbedaan isi yang sangat tajam. Inilah belum menjadi pokok
permasalahan di Dinas terkait. Disinilah Kelemahan-kelemahan yang muncul pada
guru-guru SMK. Kelemahan guru SMK adalah kurangnya MGMP khusus SMK baik
kelompok Adaptif, Normatif dan Produktif. Sehingga masing-masing sekolah selama
ini masih meraba-raba materi yang tepat untuk diajarkan.
semoga ini menjadi informasi yang bermanfaat bagi pengambil kebijakan pada dinas pendidikan kedepan, sehingga membentuk MGMP SMK terpisah dari MGMP SMA