Budilaksonoputra......Selamat
siang kepada seluruh masyarakat, ini adalah tausiah dari ustad Arifin ilham. Subhanallah
sahabatku shalehku, mari kembali kita renungi tentang hikmah sakit. Sakit Itu
adalah ujian-Nya. Kemuliaan baginya karena sabar dan membuat malaikat yg selalu
sehat takjub.
Sakit
adalah jalan kenabian Ayub yang menyejarah. Kesabarannya yang lebih dari batas
(disebut dalam sebuah hadits 18 tahun menderita penyakit aneh) diabadikan jadi
teladan semesta.
Imam
As-Syafi’i wasir sebab banyak duduk menelaah ilmu; Imam Malik lumpuh tangannya
dizalimi penguasa; Nabi tercinta kita pun pernah sakit oleh racun paha kambing
di Khaibar yang menyelusup melalui celah gigi yang patah di perang Uhud.
Bukankah
setelah akhirnya sakit, semuanya semakin mulia di mata Allah bahkan juga di
mata sejarah manusia. Sakit itu zikrullah. Yang menderitanya akan lebih sering
dan syahdu menyebut Asma Allah dibanding ketika dalam sehatnya.
Sakit
itu istighfar, dosa-dosa akan mudah teringat, jika datang sakit. Sehingga lisan
terbimbing untuk mohon ampun. Sakit itu menguatkan tauhid. Bukankah saat sedang
hebat rasa sakit, kita semakin sadar bahwa hanya Allah Maha Penolong.
Sakit
itu muhasabah. Dia yang sakit akan punya lebih banyak waktu untuk merenungi
diri Sakit itu jihad. Dia yg sakit tak boleh menyerah kalah; diwajibkan terus
berikhtiar, berjuang demi kesembuhannya.
Bahkan
sakit itu ilmu. Bukankah ketika sakit, dia akan memeriksa, berkonsultasi dan
pada akhirnya merawat diri untuk berikutnya ada ilmu untuk tidak mudah kena
sakit.
Sakit
itu nasihat.Yang sakit mengingatkan si sehat untuk jaga diri. Yang sehat hibur
si sakit agar mau bersabar. Allah cinta dan sayang keduanya.
Sakit
itu silaturrahim. Saat jenguk, bukankah keluarga yg jarang datang akhirnya
datang membesuk, penuh senyum dan rindu mesra? Karena itu pula sakit adalah
perekat ukhuwah. Sakit itu gugur dosa, anggota badan yg sakit dinyerikan dan
dicuci-Nya. Sakit itu mustajab doa. Imam As-Suyuthi keliling kota mencari orang
sakit lalu minta didoakan oleh yg sakit.
Sakit
itu salah satu keadaan yg menyulitkan syaitan; diajak maksiat tak mampu-tak
mau; dosa lalu malah disesali kemudian diampuni. Sakit itu membuat sedikit
tertawa dan banyak menangis, satu sikap keinsyafan yg disukai Nabi dan para
makhluk langit.
Sakit
meningkatkan kualitas ibadah; rukuk-sujud lebh khusyuk, tasbih-istighfar lebih
sering, tahiyyat-doa jadi lebih lama. Sakit itu memperbaiki akhlak; kesombongan
terkikis, sifat tamak dipaksa tunduk, pribadi dibiasakan santun, lembut dan
tawadhu.
Dan
pada akhirnya sakit membawa kita untuk selalu ingat mati. Mengingat mati dan
bersiap amal untuk menyambutnya, adalah pendongkrak derajat ketaqwaan. Karena
itu mulailah belajar untuk tetap tersenyum dengan sakit.