Budilaksonoputra....Bila
kita kreatif maka kita dapat membaca peluang usaha walau negara ini ekonominya
terpuruk. Modal mepet atau terbatas dalam membuka usaha itu tidaklah menghambat
sebagian orang yang ingin sukses. Yang penting mencoba dan memvariasi model
dalam pembuatan.
Begitu
pula bagi sekelompok mahasiswa Universitas Negeri Yogyakarta mengolah roti
kedaluwarsa menjadi bros yang ramah lingkungan, dan memiliki nilai ekonomi.
Kelompok mahasiswa UNY beranggotakan Sarah Sekar Langit, Zulfatin Rahmahani,
Ari Wahyu Martina, Surya Jatmika, dan Diah Intan Kusuma. "Bros itu
memiliki beberapa keunggulan dibandingkan dengan produk lain yang
sejenis," kata koordinator kelompok Sarah Sekar Langit
Beberapa
keunggulan itu antara lain mudah mengikuti mode yang sedang berkembang di
masyarakat, sehingga lebih "up to date", tahan lama, dapat
ditambahkan aroma, dan harga murah. Selain itu, menurut dia, bros dari roti
kedaluwarsa tersebut merupakan produk 'go green' yang ramah lingkungan.
Cara mengolah roti kedaluwarsa menjadi bros
digunakan seni pengolahan roti menjadi clay yang disebut dengan nendo. Nendo
berasal dari Jepang dan dibawa langsung ke Indonesia. Selama ini, kata dia,
nendo hanya sebagai pajangan bernilai artistik tetapi kurang memiliki nilai
guna. Padahal nendo dapat diubah menjadi bros.
"Selain
murah dan memiliki nilai kegunaan, bros dari nendo juga ramah lingkungan tidak
seperti plastik atau besi yang selama ini digunakan untuk pembuatan bros,"
katanya.
Untuk
membuat bros dari limbah roti itu digunakan bahan baku antara lain roti
kedaluwarsa, lem kayu, natrium benzoat, peniti, dan cat semprot bening. Bahan
tambahannya adalah pewarna makanan, zat aromatik, dan lem tebak.
Cara
membuatnya adalah roti kedaluwarsa diambil bagian dalamnya saja tanpa kulit dan
dihancurkan. Kemudian ditambahkan natrium benzoat dan zat aromatik (vanili,
kayu manis atau cengkeh dalam bentuk cair) dan diuleni sampai kalis. Menurut
dia, jika adonan bros sudah kalis kemudian dibagi menjadi beberapa bagian dan
ditambahkan pewarna makanan yang berbeda-beda pada tiap-tiap bagian.
Selanjutnya dicampur sampai rata, dibentuk, dan dicetak sesuai selera.
"Kemudian
dikeringkan di bawah sinar matahari selama dua hari. Setelah kering disemprot
dengan cat semprot bening dan dikeringkan kembali selama satu hari, dan bros
siap digunakan," katanya. (Sumber : Republika)