Budilaksonoputra.....Pimpinan
PT Madu Pramuka Wawan Darmawan mengunjungi Bumi Perkemahan dan Graha Wisata
Pramuka, Cibubur, Jakarta Timur. Wawan setiap datang ke lokasi budidaya tawon
madu di lingkungan buper Cibubur selalu mengajak bercengkerama dan berdiskusi
santai dengan karyawan lapangannya.
Begitulah
gaya Wawan dalam memimpin perusahaan perlebahan. Bersahaja, santai, tetapi
efektif. Sudah 27 tahun dia dipercaya mengelola industri madu lebah yang
diproduksi dari bumi perkemahan Pramuka tersebut. Karena itu, sudah pasti dia
sangat paham cara membudi daya lebah hingga meningkatkan produktivitasnya.
’’Awalnya,
saya diajak ketua Kwarnas (Kwartir Nasional) saat itu, almarhum Letjen Mashudi,’’
ujar Wawan membuka cerita.
Wawan
diminta menata manajemen Pusat Perlebahan Apriari Pramuka (cikal bakal PT Madu
Pramuka). Mashudi percaya kepada Wawan karena melihat potensinya saat itu
sebagai akuntan sebuah perusahaan penanaman modal asing (PMA) di Jakarta. ’’Ketika
itu, organisasi Apriari masih acak-acakan. Produksinya per tahun kecil.
Keuangannya tidak jelas,’’ urainya.
Sedikit
demi sedikit, Wawan menata manajemen Apriari. Saking seriusnya, dia sampai
meluangkan waktu khusus Sabtu-Minggu untuk mengurusi manajemen Apriari. ’’Kadang
saya harus berangkat ke Cibubur pukul 6 pagi dan baru pulang tengah malam.
Otomatis waktu untuk keluarga berkurang,’’ kenangnya.
Demi
menjawab kepercayaan yang diberikan Mashudi itu, pada 1998, Wawan memutuskan
untuk keluar dari perusahaan asing tempatnya bekerja. Dia memilih berfokus
menggarap Apriari. Pengorbanan Wawan tidak sia-sia. Apriari makin tertata dan
maju pesat. Produksi madu di lahan-lahan bumi perkemahan Pramuka di Indonesia
terus meningkat. Buntutnya, keuangan organisasi pun ikut membaik. (Sumber :
Jawa Pos)