Budilaksonoputra.....Pada
tahun 2015 awal pembelajaran semester genap pada SD sampai SMK. Ditahun ini
juga awal semua event tahunan yang dilaksanakan oleh pemerintah pusat. Seperti
hal Olimpiade Sains. Seleksi OSTN bagi SMK dan OSN bagi SMA dimulai dari
tingkat sekolah kemudian tingkat Kabupaten kemudian tingkat Provinsi.
Selanjutnya tingkat Nasional dan Tingkat Internasional.
Penyeleksi siswa OSTN dan
OSN dilakukan dengan cara berbeda-beda antar sekolah tergantung kemampuan
financial. Tingkat sekolah SMK/SMA/MA dikelompokkan menjadi tiga dilihat dari
penjaringan mutu siswa baru. Kelompok pertama adalah sekolah Favorit/unggulan.
Kelompok kedua Sekolah cukup favorit/sedang ( sekolah yang penerimaan siswa
melalui seleksi tapi nilai UN nya dibawah sekolah Favorit dan tidak ketat ).
Kelompok ketiga adalah sekolah yang menerima siswa yang tidak dibatasi waktu
penerimaan kena untuk mencari murid sebanyak kebutuhan sekolah tersebut.
Kelompok pertama adalah
sekolah yang manajemennya bagus atau favorit dikota/kabupaten/provinsi cara mencari
bibit OSTN/OSN bagi siswa SMP yang potensial dengan cara yang panjang.
Sekolah SMA/SMK mengundang
peringkat 10 besar untuk mengikuti seleksi masuk di sekolahnya tersebut dengan
menjelaskan fasilitas pennunjang yang lengkap bagi siswa. Dan selain itu siswa
yang berprestasi akan mendapat biasiswa ini dan itu sampai dibiayai untuk
melanjutkan kuliah atau ditempatkan kerja diperusahaan dll. Ini langkah awal
penyeleksian siswa –siswi yang akan diproyeksikan dalam seleksi berikut di bidang
OSTN dan OSN disekolah tersebut.
Bagi sekolah unggulan
biasanya awal pada semester ganjil sudah melakukan pemantauan siapa-siapa yang
diprediksikan untuk mengikuti bimbingan OSTN dan OSN dari keaktifan belajaran (
mampu menganalisa/memahani atau membuat soal, kemudian nilai grafiknya naik dll
). Untuk membuktikan kemampuan mereka,
disekolah diadakan perlombaan bidang OSTN/OSN dengan hadiah tertentu untuk
memotivasi siswa agar lebih giat lagi, ini biasa dilakukan dibulan ketiga pada semester
ganjil. Ini adalah langkah kedua penyeleksian siswa yang akan di proyeksikan
sebagai calon bimbingan OSTN/OSN. Siswa
yang memenuhi kriteria dan syarat yang ditentukan dalam lomba tersebut
dilakukan pembimbingan untuk seleksi berikutnya. Pada tahap selanjutnya sekolah
akan mengundang sekolah lain di kabupaten tersebut pada tingkat SMA/SMK untuk
mengikuti lomba Olimpiade sains skala kabupaten disekolah tersebut, dan ini
sebagai program tahunan sekaloh tersebut.
Dari hasil lomba tersebut
dilakukan evaluasi kepada seluruh siswa yang diproyeksikan sebagai tim bayangan
olimpiade di tingkat kabupaten/ provinsi. Pada awal semester genap dilakukan penyeleksian
siswa bimbingan disekolah bidang tertentu
sebagai tahap terakhir untuk mengikuti bimbingan sebagai bagian tim
untuk bertanding OSTN/ OsN yang dilakukan bulan Pebruari sampai Mei pada
semester genap. Selain itu untuk
mengasah kemampuan siswa-siswi agar
mempunyai kemampuan lebih top cer atau memunyai mental bertanding bagus
biasanya diikutkan lomba di luar sekolah terutama di perguruan tinggi didaera
tersebut atau diperguruan tinggi diluar sekolah tersebut. Dalam bimbingan
siswa-siswa OSTN/OSN juga mengundang motivator untuk memberi suntikan motivasi
dan kesiapan bertanding. Dan masih banyak lagi cara lain yang dilakukan oleh
sekolah.
Kelompok kedua adalah
sekolah cukup favorit/sedang. Sekolah ini menyeleksi siswa yang akan mengikuti
OSTN/OSN dengan cara memantau siswa-siswi dalam belajar dan mengikuti
perkembangan nilai ujian blok/semester ganjil. Kemudian awal pembelajaram di semester dua memanggil
atau menunjuk siswa-siswa yang pintar pada bidang tertentu yang dipertandingkan
pada OSTN/OSN tampa dilakukan seleksi lebih lanjut. Dan sekolah hanya melakukan
pembimbingan setiap minggu sekali dalam 2 atau 3 jam pembelajaran. Selain itu
siswa belajar otodidak sendiri dirumah dengan buku yang ada. Hal ini dilakukan karena untuk menghemat biaya
yang dikeluarkan sekolah karena pada hari H atau pelaksanaan membutuhkan biaya
yang cukup banyak. Apalagi bila sekolahnya jauh dari Kabupaten.
Hal tersebut berbeda bagi
sekolah yang termasuk kelompok ketiga (
penerimaan siswa dengan waktu yang tidak ditentukan dan tidak ada seleksi awal
bagi siswa baru) tersebut akan mempengaruhi perbedaan dalam menyeleksi siswa
OSTN/OSN. Pada tingkat sekolah yang katagori ini bermodel-model dalam menyiapkan siswa untuk
mengikuti OSTN/OSN. Rata-rata sekolah
tersebut menunjuk siswa langsung tampa
dilakukan bimbingan karena kendala dalam finasial atau yang lain dalam menggikuti OSTN SMK ata OSN SMA tingkat
Kabupaten. Kata mereka yang penting ikut sebagai penggembira agar tidak ditegur
dari Dinas Pendidikan di wilayah tesebut. Selain itu bila tidak mengikuti event tersebut
akan kesulitan dalam mengajukan bantuan.
Demam Olimpiade Sains
Terapan Nasional SMK dan Olimpiade Sains Nasional SMA terjadi dimana yakni
diseluruh pelosok Indonesial. Disinilah
sebagai parameter kualitas sekolah. Wajar kalau masing-masing sekolah
menggunakan trik-trik yang berbeda dalam menyiapkan siswanya dalam mengikuti
OSTN dan OSN tingkat kabupaten. Dinilah
juga kemampuan guru mata pelajaran bidang yang di OSTN di pertaruhkan.
Menurut guru mata pelajaran
Fisika salah satu SMKN, yang sibuk ekstrak atau demam itu bukan murid yang dibimbing
tetapi guru yang membimbingnya.
Tetapi yang menjadi pokok
masalah di acara OSTN SMK dan mungkin
OSN SMA di kabupaten-kabupaten diluar pulau jawa adalah tidak tranparan dalam
pelaksanaan event ini. Seperti event tahun 2015, SMK belum mengetahui
kisi-kisi apa saja masing-masing bidang mapel OSTN 2015 yang
dipertandingkan. Selain itu juga belum menrima kapan jadual pertandingannya.
Dan masih banyak hal lain yang
meyebabkan ketidaksiapan atau ketidaktransparan Dinas kabupaten dalam event
OSTN ini.