Demikian pula gaya komunikasi suami yang menyenangkan istri, ini akan menjadi faktor yang menyenangkan hati istri. Sikap romantis dan penuh cinta dari suami, pasti akan sangat membahagiakan istri. Pengertian dan bantuan dari suami, juga akan sangat menyenangkan hati istri. Itulah berbagai suasana yang bisa menyenangkan hati istri, sehingga istri juga akan tampil menyenangkan jika dipandang suami.
2. MEMBERIKAN CONTOH TELADAN
Hal yang lebih penting lagi adalah contoh teladan. Suami adalah pemimpin dalam kehidupan keluarga, maka ia harus memberikan contoh teladan dalam kebaikan. Suami tidak bisa serta merta menuntut istri untuk melakukan berbagai macam hal, jika ia tidak memberikan contoh teladan. Baik teladan dalam konteks spiritual maupun dalam tindakan praktis.
Misalnya dalam hal kebaikan secara umum. Semestinya suami memberikan contoh teladan dalam berbagai sisi kebaikan agar istri mengikuti kebaikan suami. Jika suami taat beribadah akan bisa memberi teladan bagi istri sehingga iapun taat beribadah. Jika suami setia, maka istri akan setia pula. Jika suami suka membantu istri, maka istripun akan suka membantu suami. Jika suami bertutur kata lembut, maka istri akan meneladani. Jika suami bersikap tenang, maka istri juga akan tenang.
Demikian pula dalam hal yang bercorak praktis. Jika suami menghendaki istri rajin berdandan, sudah sepatutnya suamipun berdandan untuk istri. Jika suami menghendaki istri selalu harum mewangi, semestinya ia memberikan contoh teladan rajin membersihkan diri sehingga harum dan wangi di hadapan istri. Jika suami menghendaki istri patut dalam penampilan, selayaknya suami memberi contoh kepatutan dalam penampilan. Demikian seterusnya.
Tidak adil jika suami menuntut istri cantik berdandan, sementara suami bernampilan acak-acakan. Suami tidak rapi dan tidak patut dalam bernampilan. Tidak adil jika suami menuntut istri selalu harum mewangi, sementara dirinya jarang mandi dan gosok gigi. Kadang kita saksikan suami yang bau keringat dan bau tubuhnya menyengat, namun menghendaki istri selalu harum dan wangi. Tentu saja ini kondisi yang tidak sebanding dan tidak seimbang.
Tidak bisa suami menggunakan prinsip, “Lakukan apa yang aku katakan dan jangan ikuti apa yang aku lakukan”. Maunya hanya memerintah istri, namun dirinya tidak memberikan contoh teladan. Tentu ini justru menjadi hal yang sangat menyakitkan hati istri. Jika suami sudah memberikan contoh teladan dalam kebaikan, akan menyebabkan istri menjadi bersemangat untuk memberikan kepatuhan kepada suami, memberikan pelayanan terbaik kepada suami, memberikan pengorbanan dengan tulus bagi suami. Jika istri merasa terdukung secara moril , ia akan bahagia dan nyaman bersama sang suami. Jika istri bahagia, maka akan menyenangkan jika dipandang.
Demikianlah dua dukungan moril dari suami yang akan sangat membantu istri dalam mewujudkan karakter menyenangkan jika dipandang. Hendaknya para suami dengan suka rela memberikan bantuan yang diperlukan istri agar bisa menjadi istri salihah. (Penulis : Cahyadi Takariawan dalam islamedia.co)