Budilaksonoputra.....Budidaya ikan semakin tahun masyarakat semakin banyak yang membudidayakan ikan. Budidaya yang mereka lakukan ada secara tradisional, semi intensif dan intensif. Ada yang budidayanya hanya hobi tapi juga ada yang serius untuk meningkatkan penghasilan. Budidaya Ikan ada dimana-mana termasuk budidaya ikan di ekstransmigasi Rimbo Bujang.
Di ekstransmigasi Rimbo Bujang, budidaya yang dikembangkan kebanyakan adalah ikan lele baik secara tradisional, semi intensif dan intensif ( kolam terpal ). Mungkin belum banyak pembudidaya ikan di eks tramigasi ini, cara budidaya ikan yang baik dengan modal tidak banyak tapi keuntungan banyak. Untuk budidaya ikan dibagi 2 bagian yakni pembenihan dan pembesaran. Pada budidaya ikan yang terpenting yang harus di ketahui dan dipahami yakni pakannya, kualitas airnya, metodenya, proses pemeliharaannya dari awal tebar sampai panen dan hama serta penyakit ikannya.
Pada Hama dan penyakit ikan harus diwaspadai oleh semua pembudidaya karena ini juga penentu keberhasilan dalam cara budidaya ikan. Hama yang mengganggu budidaya ikan lele baik dikolan terpal dan tanah adalah lingsang, ular, biawak, burung elang dll. Terus cara mencegahnya dengan cara bersihkan disekitar kolam,dikelilingi jaring disekitar kolam dan ditutup dengan jaring diatas kolam, dikasih penerangan bila dimalam harinya.
Penyakit parasit adalah penyakit yang disebabkan oleh organisme
tingkat rendah seperti virus, bakteri,
jamur, dan protozoa yang berukuran
kecil ( Sumber dari Agromaret. com dalam bibitikan.net ) adalah
1) Penyakit karena bakteri
Aeromonas hydrophilla dan Pseudomonas hydrophylla
Bentuk bakteri ini seperti batang dengan polar flage (cambuk
yang terletak di ujung batang), dan cambuk ini digunakan untuk bergerak,
berukuran 0,7–0,8 x 1–1,5 mikron.
Gejala: warna tubuh menjadi
gelap, kulit kesat dan timbul pendarahan, bernafas megap-megap di permukaan
air.
Pengendalian: memelihara lingkungan
perairan agar tetap bersih, termasuk kualitas air.
Pengobatan: melalui makanan antara
lain: (1) Terramycine dengan dosis 50 mg/kg ikan/ hari, diberikan selama 7–10
hari berturut-turut. (2) Sulphonamid sebanyak 100 mg/kg ikan/hari selama 3–4
hari.
2) Penyakit Tuberculosis
Penyebab: bakteri Mycobacterium
fortoitum).
Gejala: tubuh ikan berwarna gelap,
perut bengkak (karena tubercle/bintil-bintil pada hati, ginjal, dan limpa).
Posisi berdiri di permukaan air, berputar-putar atau miring-miring, bintik
putih di sekitar mulut dan sirip.
Pengendalian: memperbaiki kualitas air
dan lingkungan kolam.
Pengobatan: dengan Terramycin dicampur
dengan makanan 5–7,5 gram/100 kg ikan/hari selama 5–15 hari.
3) Penyakit karena
jamur/candawan Saprolegnia.
Jamur ini tumbuh menjadi saprofit pada jaringan tubuh yang mati
atau ikan yang kondisinya lemah.
Gejala: ikan ditumbuhi sekumpulan
benang halus seperti kapas, pada daerah luka atau ikan yang sudah lemah,
menyerang daerah kepala tutup insang, sirip, dan tubuh lainnya. Penyerangan
pada telur, maka telur tersebut diliputi benang seperti kapas.
Pengendalian: benih gelondongan dan ikan
dewasa direndam pada Malachyte Green Oxalate 2,5–3 ppm selama 30 menit dan
telur direndam Malachyte Green Oxalate 0,1–0,2 ppm selama 1 jam atau 5–10 ppm
selama 15 menit.
4) Penyakit Bintik Putih dan
Gatal/Trichodiniasis
Penyebab: parasit dari golongan
Ciliata, bentuknya bulat, kadang-kadang amuboid, mempunyai inti berbentuk tapal
kuda, disebut Ichthyophthirius multifilis.
Gejala: (1) ikan yang diserang
sangat lemah dan selalu timbul di permukaan air; (2) terdapat bintik-bintik
berwarna putih pada kulit, sirip dan insang; (3) ikan sering menggosok-gosokkan
tubuh pada dasar atau dinding kolam.
Pengendalian: air harus dijaga kualitas
dan kuantitasnya.
Pengobatan: dengan cara perendaman
ikan yang terkena infeksi pada campuran larutan Formalin 25 cc/m3 dengan
larutan Malachyte Green Oxalate 0,1 gram/m3 selama 12–24 jam, kemudian ikan
diberi air yang segar. Pengobatan diulang setelah 3 hari.
5) Penyakit Cacing Trematoda
Penyebab: cacing kecil Gyrodactylus
dan Dactylogyrus. Cacing Dactylogyrus menyerang insang, sedangkan cacing
Gyrodactylus menyerang kulit dan sirip.
Gejala: insang yang dirusak
menjadi luka-luka, kemudian timbul pendarahan yang akibatnya pernafasan
terganggu.
Pengendalian: (1) direndam Formalin 250
cc/m3 air selama 15 menit; (2) Methyline Blue 3 ppm selama 24 jam; (3)
mencelupkan tubuh ikan ke dalam larutan Kalium -Permanganat (KMnO4) 0,01% selama
± 30 menit; (4) memakai larutan NaCl 2% selama ± 30 menit; (5) dapat juga
memakai larutan NH4OH 0,5% selama ± 10 menit.
6) Parasit Hirudinae
Penyebab: lintah Hirudinae, cacing
berwarna merah kecoklatan.
Gejala: pertumbuhannya lambat,
karena darah terhisap oleh parasit, sehingga
menyebabkan anemia/kurang darah. Pengendalian: selalu diamati pada saat
mengurangi padat tebar dan dengan larutan Diterex 0,5 ppm.