Budilaksonoputra……Kepala
Bidang Perikanan Budidaya Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Jawa Tengah
Arief Rahman Hakim menyodorkan data provinsi ini mampu berkontribusi
sebanyak 10.362 ton pada 2012 dan sedikit menurun pada 2013 sebanyak 9.753
ton. Produksi gurame Jawa Tengah menyumbang 11% dari produksi gurame Nasional
Menurut arief
mengatakan, Isu produksi gurame ini
mengalami penurunan karena kemungkinan adanya masuknya produksi gurame
dari Jawa Timur yang harganya lebih
murah. Sebab inilah yang membuat kepanikan pembudidaya dan pedagang local.
Setelah dideteksi gurame dari Jawa Timur hanya masuk dipasar Semarang, Solo
dan Magelang. Namum imbas isu ini terasa diseluruh Jateng. Kelesuan di
pasar gurami konsumsi akan membuat bagian hulu (pembenihan, pendederan, dan
penggelondongan) tersendat pula.
Secara global
terjadi penurunan di tingkat provinsi, produksi gurami Kabupaten Banjarnegara
sebagai salah satu sentra gurami terbesar di Jateng, justru naik drastis dari
1.743 ton pada 2012 menjadi 3.015 ton pada 2013. Selain itu Kabupaten Sragen
pada tahun 2013 perkembangan produksi gurame mengalami kenaikan signifikan yakni
140 ton dibanding tahun 2012 yang hanya produksinya 119 ton.
Arief
menambahkan, kenyataan produksi gurame sudah pulih walau belum 100 %.
Indikatornya adalah dalam kondisi kurang menguntungkan pun Banjarnegara bukan
hanya bertahan akan tetapi justru meningkat produksinya. “Pelaku gurami
Jateng selatan lebih tenang karena pasarnya Jawa Barat dan Jakarta yang telah
mengakui kualitas daging gurami Jateng selatan dengan tekstur yang padat dan
tidak bau tanah. Kecil kemungkinan pasar berpaling,” tuturnya arief.
Menurut Rokhan
staf seksi Budidaya Air Tawar DKP Jateng, sebelum isu yang membuat kepanikan
pembudidaya dan pedagang local, gurami Jateng harganya menembus Rp 35
ribu/kg. Harga gurame Jatim yang masuk di pasar Semarang harganya lebih murah
5 ribu tetapi kualitas ikan yang rendah karena dagingnya lembek, susut masak
tinggi, lemas, dan cepat mati, sehingga tidak bisa ditampung lebih dari 2
hari oleh pengolah.
Irfan Setiadi ( panggilannya didin ) pengepul gurami asal
Kecamatan Muntilan Kabupaten Magelang menyatakan harga gurami saat ini
sudah hampir pulih, saat ini mencapai Rp 32.000 - Rp 34.000/kg di pasar
lokal. Saya membeli gurame dari Magelang, Klaten dan Sukoharjo dengan harga
rp. 25 ribu/Kg. Dalam satu bulan kami mampu menjual 3 ton gurame dimana 20%
masuk pasar tradisional dan 80% masuk di rumah makan dan catering baik dalam
kondisi hidup maupun mati “ Dengan serbuan gurame dari Jatim menjelang akhir
2013, harga anjlok hingga 25 ribu/kg dan harga di kolam hanya mampu bertahan
Rp 21.000/kg. Harga mulai merangkak naik sejak 3 bulan lalu. Kini pedagang
gurami lokal seperti Didin menanti ‘jackpot’ harga lebaran, yang tahun lalu
bisa mencapai Rp 40 ribu/kg di pasar (eceran) dan Rp 37.000/kg untuk partai
besar,” paparnya
|