Budilaksonoputra…..Prof Dr Nicolaus Driyarkara SJ Tokoh pendidikan era kemerdekaan berusaha memadukan antara humanisme dan
akademik. Dia berharap melalui proses pendidikan sehai-hari, peserta didik
semakin mampu mengembangkan talenta dan kecerdasan berlandaskan nilai kebenaran
dan humanisme untuk pengabdian di tengah masyarakat.
Konsep pendidikan ini juga menekankan ”memanusiakan
manusia muda”. Artinya, setiap orang muda yang menjalani pendidikan akan
dibentuk menjadi seorang manusia baru. Dia akan memiliki nilai guna tidak hanya
untuk dirinya tapi juga bagi sesama. Manusia muda yang menempuh pendidikan
sudah selayaknya mendapatkan peerlakuan yang ”manusiawi” dari seluruh elemen
yang terlibat langsung dengan dunia pendidikan. Elemen-elemen itu adalah guru,
sistem pendidikan dan kebijakan Pemerintah mengenai pendidikan di Indonesia.
Konsep ”memanusiakan manusia muda” sayangnya sudah
tak lagi dalam koridor yang sebenarnya. Kebijakan ujian nasional (UN) yang
diterapkan di Indonesia memang diperlukan untuk mengukur kualitas sumber
daya manusia (SDM) para pelajar dengan standar yang telah ditetapkan secara
nasional. Tujuannya, menciptakan lulusan yang berkualitas dan bisa disejajarkan
dengan negara-negara lain.
Namun pelaksanaan UN tampaknya jauh dari kata
berhasil. Bukan hanya para siswa yang gagal, pemerintah sebagai penyelenggara
juga gagal. Sering bergantinya aturan dan kebijakan mengenai ujian nasional
menjadi salah satu bukti kegagalan. Kebijakan-kebijakan yang ditetapkan
seperti batasan nilai kelulusan, tolok ukur kelulusan, banyaknya paket
soal membuat siswa berada dalam ketidakpastian.
Hal itu tentu saja justru menjatuhkan mental para
siswa yang akan mengikuti UN. Dengan kondisi psikologi yang demikian, UN hanya
menjadi beban. Yang lebih parah adalah seringnya terjadi kebocoran soal-soal
ujian. Mengapa hal ini bisa terjadi? Bukankah dokumen-dokumennya hanya
diketahui dan bisa diakses oleh orang-rang yang duduk di dinas terkait.
Bocornya soal menggagalkan pula gagasan
”memanusiakan manusia muda” melalui sebuah sistem pendidikan. Bocoran-bocoran
menjadikan siswa mengambil jalan pintas. Ya, mereka akan berusaha mendapatkan
bocoran tersebut, apa pun caranya. Karena itu, sudah saatnya pemerintah
berbenah diri dalam kaitannya dengan kebijakan UN demi mewujudkan tujuan negara
mencerdaskan kehidupan bangsa. Bukan berarti ujian nasional harus dihapuskan
dari sistem pendidikan yang berlaku di Indonesia tapi perlu dirancang untuk
tujuan memanusiakan manusia. UN harus berpihak kepada pelajar, bukan sekadar sebagai
sarana memenuhi ambisi pemerintah.
( Sumber Artikel dari suaramerdeka.com )