Budilaksonoputra…….Menteri KKP Sharif
C. Sutardjo selaku Pengarah Panitia Nasional World Coral Reef Conference 2014
di Jakarta menyampaikan pertemuan global pertama di dunia terkait pengelolaan
terumbu karang akan dihadiri setidaknya 200 peserta dari 100 negara yang
mewakili unsur pemerintah, organisasi regional dan internasional, NGO, serta
para ilmuwan dan akademisi.
Presiden Republik Indonesia
diagendakan akan membuka konferensi tersebut pada tanggal 16 Mei 2014 di Grand
Kawanua International City (GKIC) Manado. Penyelenggaraan konferensi
ini merupakan respon atas rusaknya terumbu karang secara global, yang menarik
perhatian para pemimpin dunia untuk berperan serta dalam penanganannya.
Sharif menambahkan, penyelenggaraan
WCRC akan menghasilkan Komunike Manado (Manado Comunique)
berupa kesepakatan untuk menuju pengelolaan terumbu karang yang berkelanjutan.
Selain itu diharapkan dapat menghasilkan suatu rencana aksi negara pantai dalam
penyelamatan ekosistem terumbu karang, serta langkah-langkah aksi menuju
konvensi pengelolaan terumbu karang berkelanjutan. “Acara ini akan
diselenggarakan melalui koordinasi antara pemerintah pusat dan daerah yang
dilatarbelakangi oleh keprihatinan terhadap kondisi terumbu karang dunia yang
semakin terdegradasi”, jelas Sharif.
Menurut Direktur Jenderal Kelautan,
Pesisir dan Pulau-pulau Kecil (KP3K) Sudirman Saad selaku Ketua
Pelaksana Panitia Nasional WCRC tahun 2014,menjelaskan tujuan diselenggarakan
WCRC adalah untuk merumuskan upaya-upaya pemerintah dalam mengelola terumbu
karang dunia secara berkelanjutan. Kedua, sebagai wadah untuk berbagi
pengetahuan dan pengalaman dalam pengelolaan ekosistem terumbu karang
lokal. Kemudian, untuk mengkaji kondisi terumbu karang dunia dan kaitannya
dengan peran laut dalam perubahan iklim global serta pengelolaannya yang
terkini dan dampaknya bagi kelangsungan usaha perikanan. Keempat, menghimpun
dan merumuskan nilai-nilai kebersamaan, menyamakan persepsi dan tujuan dalam
pelestarian dan pemeliharaan ekosistem terumbu karang oleh masyarakat.
“Konferensi ini juga bertujuan untuk menginventarisasi, kompilasi, sinkronisasi
dan menetapkan kebijakan serta tindakan nyata dalam pengelolaan dan pemanfaatan
sumberdaya terumbu karang”, jelas Sudirman.
”Pada pertemuan Coral Reef
Symposiumpada tahun 2012, para ilmuwan menyatakan bahwa terumbu karang
telah mengalami penurunan kondisi baik secara kuantitatif maupun kualitatif. “Terumbu
karang telah terancam terutama akibat aktivitas manusia yang
mengakibatkan sedimentasi dan polusi, pengrusakan habitat, serta overfishing. Point
pada pertemuan tersebut yakni mengimbau pemerintah untuk melindungi populasi
terumbu karang secara berkelanjutan”, tutup Sudirman.
( Referensi artikel dari KKP )