Budilaksonoputra...SMK adalah sekolah menengah sebagai lanjutan sekolah menengah pertama. SMK sebagai wadah anak-anak muda untuk menyalurkan bakat masing-masing dibidang yang mereka inginkan.
Bila siswa-siswi sekolah menengah pertama ditanya, apakah setelah lulus kalian akan melanjutkan kemana? Rata-rata mereka yang tidak melanjutkan perguruan tinggi biasa menjawab melanjutkan ke SMK. Kenapa Kalian mengambil SMK bukan SMA?....Alasan mereka adalah dengan harapan setelah SMK biasa langsung kerja diperusahan-perusahan sesuai ilmu yang digeluti selama di pendidikan. Kenapa kalian setelah SMK tidak buka usaha sendiri setelah lulus?..Mereka mengatakan banyak yang kurang pede atau belum siap karena pengalaman masih minin selama mereka dapat di sekolah.
Untuk mendukung siswa SMK setelah lulus dari pendidikan siap membuka usaha sendiri tampa bekerja pada perusahaan-perusahaan harusnya mata pelajaran yang mendukung selain mata pelajaran produktif harus yang relevan dengan bidang keahlian di Sekolah menengah kejuruan tersebut.
Pada sekarang ini, SMK yang dibentuk masih belum menghasilkan sumberdaya yang siap kerja. Karena terbukti lulusan SMK masih banyak yang menganggur. Salah satu Penyebabnya selain Praktek kejuruan adalah masih banyak bidang studi atau mata pelajaran pendukung kejuruan masih bersifat umum. Misalkan mapel Fisika SMK teknik masih sama dengan Fisika SMK pertanian serta kesehatan. Padahal Fokus keahlianya berbeda-beda, harusnya materi mapel Fisika disesuaikan dengan Bidang Keahlian SMK tersebut.
Misalkan SMK perikanan , harus mata pelajaran pendukung yakni Kimianya harus Kimia terapan kelompok pertanian, Fisikanya harusnya fisika terapan kelompok pertanian dan Biologi harusnya Biologi perikanan.
Contoh lain yakni SMK multimedia dan teknik otomotif, harusnya mata pelajaran pendukung yakni Matematika harusnya matematika terapan yang berhubungan keteknikan, kimia harusnya kimia terapan yang berhubungan keteknikan, Fisika harusnya Fisika terapan yang berhubungan dengan ketistrikan dan kemagnetan.
Jadi dengan adanya mapel pendukung bidang kompetensi keahlian yang relevan akan mempermudah siswa memahami materi dan mendapat ilmu baru, bila nantinya dihubungkan dengan kompetensi keahlian mereka bisa membuat inovasi-inovasi baru. Selain itu, siswa mudah untuk menguasai teknik-teknik paktek di sekolah maupun diluar sekolah
Ironisnya belum banyaknya buku-buku SMK di pasaran. Jadi,guru-guru yang produktif yang mengajar masih mengadopsi mapel yang mereka dapatkan waktu kuliah. Dan banyak guru-guru yang mengajar Adaktif dan Normatif masih ada yang mengajar mengunakan buku-buku mapel SMA. Biasa ini terjadi pada SMK- SMK dipedesaan, kecamatan, kabupaten/kota yang aksesnya jauh.
Ini merupakan kendala yang sangat harus diselesaikan bersama-sama bagi yang membuat kebijakan tetntang SMK, agar lulusan SMK banyak terserap kedunia kerja dan siap mandiri membuka lapangan kerja bagi orang lain.
Semoga ini ini sebagai perhatian kepada pengambil kebijakan SMK dan Dinas yang terkait.