Budilaksonoputra....Strain ikan nila salina ini semula hidup di air tawar dicobakan dibudidayakan pada perairan yang mempunyai salinitas tinggi ternyata mampu hidup dengan baik. Ini adalah salah satu bentuk komitmen BPPT dalam mendukung pengembangan perikanan budidaya nasional, bila terjadi dampak perubahan iklim dapat diantisipasi sebelumnya.
Menurut Kepala BPPT Marzan A.Iskandar saat usai mendatangani perjanjian antara BPPT dengan Direktorat Jendral Perikanan Budidaya Kementerian Kelautan dan Perikanan mengatakan, jenis ikan tersebut adalah ikan nila Salina ( Salina Indonesian Tilapia ) yang merupakan inovasi teknologi para perekayasa dan peneliti BPPT yang telah lulus sidang uji varietas baru komoditas perikanan tanggal 2 Juli 2013 dan telah siap diproduksi secara massal.
Langkah ini dilakukan selain untuk mengatasi dampak global warning, pengembangan ikan nila salina juga penting untuk mendukung ketahanan pangan nasional., serta mengoptimalkan lahan pemanfaatan tambak marjinal dimana luas mencapai 30-40 % dari 1,2 juta Ha yang tersebar di seluruh Indonesia.
Keunggulan ikan nila salina ini adalah dapat hidup dan berkembangbiak pada salinitas tinggi antara 20-25 ppt dan akan dikembangkan menjadi ikan nila laut yang mampu bereproduksi diperairan yang bersalinitas sampai 32 ppt. " Ikan nila salina ini memiliki Feed Convertion ratio (FCR) rendah dengan dominan warna merah. Ikan nila salina dapat dikembangkan dalam mendukung program ketahanan pangan, khususnya pangan yang berbasis protein hewani melalui produktivitas dan industrilisasi komoditas perikanan yang pada gilirannya akan meningkatkan pendapatan masyarakat dan pembudidaya ikan. Oleh karenanya dibutuhkan kerjasama dengan pihak lain untuk meningkatkan pemanfaatan dan komersial jenis ini,"ujarnya