Budilaksono.com... Salam Inspiratif, Kepada bapak ibu pembudaya ikan dan pendidik jurusan perikanan bahwa panen adalah akhir dari proses kegiatan usaha budidaya ikan. Para pembudidaya ikan akan tersenyum kala proses panen tiba apalagi penjualan ikan harga menjadi bagus.
Dalam proses kegiatan usaha budidaya yang dilakukan oleh petani dan pelaku usaha yang bergerak pada perikanan budidaya yakni pembenihan dan pembesaran ikan.
Pemanenan pada usaha pembenihan juga dibagi dalam beberapa tingkatan berdasarkan stadia ukuran benih ikan yang akan dijual. Misalkan pemanenen benih pada ukuran 3-5 cm, 5-7 cm, 8-10 cm dan 10-12 cm. Sedangkan pemanenan pada pembesaran dilakukan setelah ikan mencapai ukuran kosumsi, yakni 5-8 ekor/kg atau 1-4/kg. Pada proses memanen hasil budidaya ikan yang harus diperhatikan adalah pemanenan dan penanganan pascapanen.
A. PEMANENAN
Pemanenan hasil budidaya ikan baik pada pembenihan maupun pembesaran pada prinsipnya hampir sama, tetapi khusus untuk pembenihan harus dilakukan dengan cara ekstra hati-hati karena ikan berukurannya masih kecil.Pada pemanenan hal yang harus diperhatikan adalah :
1. Cara Panen
|
Pengecekan saat mau panen |
Cara panen adalah proses pengambilan ikan, baik keseluruhan dan sebagian dari kolam dipindah ketempat lain untuk siap dipasarkan. Cara panen prinsip semua ikan hampir sama yakni dengan mengeluarkan air dari kolam ikan dan setelah air berkurang ikan baru ditangkap.
|
Proses pengambilan ikan |
Tapi ada beberapa ikan dan udang yang berbeda perlakukannya. Misalnya, panen pada ikan mas akan tidak sama perlakuannya dengan panen belut atau udang.
Pemanenan dapat dilakukan sebagian atau semuanya. Panen sebagian adalah dengan cara mengurangi air kolam kemudian ikan yang diinginkan baik jenis dan ukuran dipanen,sedangkan ikan yang ditinggal dapat dipelihara lagi. Pemanenan sebagian biasanya banyak pada budidaya benih ikan. Sementara panen keseluruhan adalah setelah air dikeluarkan dari kolam, semua ikan ditangkap atau di panen. Untuk menghindari jumlah ikan yang mati atau mengalami kerusakan fisik, proses pemanenan harus dilakukan secara hati-hati. Ikan yang mengalami kerusakan dapat memperlemah kondisi tubuh ikan tersebut sehingga sangat berpengaruh terhadap daya hidupnya ikan tersebut.
2. Waktu Panen
|
Menimbang hasil panen |
Kegiatan pemanenan sebaik dilakukan ketika suhu tidak tinggi ata sinar matahari sedang teduh, biasanya itu yang tepat adalah pagi hari ( 05.00 - 08.00 ) dan sore hari ( 15.00 - 18.00 ). Pelaku usaha budidaya ikan atau udang dan petani ikan untuk melakukan panen memilih serta memperkirakan sendiri yang terbaik. Pemanenan jangan sampai dilakukan saat terik matahari akan menyebabkan ikan kondisinya melemah atau mati. Ikan yang kepanasan, metabolisme tubuhnya akan terpacu sehingga kebutuhan oksigen menjadi tinggi. Bila oksigen yang dibutuhkan ikan dalam jumlah terbatas akan menyebabkan strees dan lemah.
3.Umur panen
Umur ikan pada waktu dipanen tergantung keinginan yang membudidayakan. Biasanya pembudidaya memanen ikan setelah memperhatikan permintaan pasar. Jenis usaha yang banyak dilakukan oleh petani atau pelaku usaha kebanyakan adalah pembenihan karena waktu pemeliharaannya dibanding pembesaran, karena rata2 petani terbentur dengan modal.
Umur ikan pada waktu dipanen tergantung dari hal-hal sebagai berikut :
- Jenis Ikan ; Jenis ikan yang memiliki pertumbuhan tubuh cepat besar tentu umur panennya juga akan berbeda dengan jenis ikan yang memiliki pertumbuhan relatif lama.
- Ukuran Ikan ; Ikan ukuran benih yang akan dipanen memiliki umur yang lebih muda daripada ikan ukuran konsumsi.
Beberapa contoh jenis ikan kosumsi yang dipanen adalah sebagai berikut :
- Gurame berat awal dibudidayakan 100 gr, umur panen 6 - 18 bulan, dengan berat akhir 300 - 700 gr
- Lele dumbo berat awal dibudidayakan 10 gr, umur panen 5 - 8 bulan, dengan berat akhir 100 - 200 gr
- Patin berat awal dibudidayakan 10 gr, umur panen 4 - 6 bulan, dengan berat akhir 700 - 800 gr
- Belut berat awal dibudidayakan 10-20 gr, umur panen 4 bulan, dengan berat akhir 40 - 100 gr
- Mujair berat awal dibudidayakan 20 gr, umur panen 3-4 bulan, dengan berat akhir 200 - 250 gr
- Bawal berat awal dibudidayakan 10 gr, umur panen 3-4 bulan, dengan berat akhir 200 - 300 gr
- Nila berat awal dibudidayakan 10 gr, umur panen 4 - 12 bulan, dengan berat akhir 150 - 800 gr
B. PENANGANAN PASCAPANEN
Setelah selesai melalui proses pemanenan langkah selanjutnya yang dilakukan adalah penanganan pascapanen terhadap benih maupun ikan kosumsi yang dihasilkan. Penanganan pascapanen merupakan penanganan ikan setelah diambil dari media hidupnya mulai dari pengemasan hingga pengikirimannya.
Dua penanganan pascapanen ikan yang dilakukan yakni untuk ikan dalam kondisi mati dan ikan dalam kondisi hidup. Penanganan pada kondisi ikan mati harus dapat mempertahankan mutu kesegarannya supaya ikan tidak rusak atau menurun mutunya.
Hal yang perlu diperhatikan untuk mempertahankan kesegaran antara lain :
- Penangkapan harus dilakukan hati-hati agar ikan tidak luka
- Sebelum dikemas, ikan harus dicuci agar bersih dari lendir
- Wadah pengangkut harus bersih dan tertutup.
Tahapan menjaga kesegaran Ikan menggunakan Es,garam atau Freezer yang sering dipakai oleh para pembudidaya ikan adalah :
- Es yang digunakan bisa berbentuk bongkahan, pecahan, atau curah.
- Penggunaan es sebagai pendingin minimal perbandingan yang paling ideal antara es dan ikan adalah 1 : 1.
- Dasar kotak dilapisi es setebal 4-5 cm dan diatasnya disusun ikan setebal 5-10 cm, lalu diberi es lagi dan seterusnya.
- Antara dinding kotak dan ikan diberi es dan begitu juga antar ikan dengan penutup kotak. Kondisi tersebut harus selalu dijaga.
- Sementara penambahan garam pada upaya mempertahankan mutu ikan segar adalah dengan ukuran berkisar 2,5 - 10 % dari berat es.
- Penambahan garam tidak boleh sedikit atau banyak karena bila terlalu sedikit akan menumbuhkan bakteri pada ikan, sedangkan bila terlalu banyak akan menyebabkan ikan mejadi masin.
- Penggunaan Frezeer dalam penanganan ikan pascapanen sebenarnya sangat dianjurkan tetapi biaya yang dikeluarkan oleh petani ikan terlalu mahal dibandingkan dengan penggunaan es.
Sementara itu, penanganan untuk ikan yang dipanen dalam kondisi hidup biasanya berupa ikan berukuran benih dan ikan kosumsi. Keuntungan dari penanganan ikan dalam kondisi hidup antara lain lebih mudah dan biayanya cenderung murah karena tidak membutuhkan perlakuan tambahan untuk mempertahankan mutu ikan.
Sebelum dipasarkan, sebaiknya para pembudidaya dan pelaku usaha perikanan melakukan proses sortasi terhadap benih atau ikan kosumsi yang dipanen, baik dalam keadaan mati segar atau hidup. Hal ini karena pedagang yang membeli lebihn menyukai bila ikan yang dibelinya telah seragam ukuranya.
Keuntungan dari proses sortasi antara lain adalah sebagai berikut :
- Harga ikaan yang disortasi akan lebih baik
- Penawaran harga lebih jelas sesuai dengan grade/ukuran ikan
- Dapat menyeleksi ikan yang mati, tidak segar, terkena penyakit atau cacat
- Untuk ikan hidup, pada waktu dilakukan pengangkutan mengurangi terjadi persaingan yang berarti dalam memanfaatkan media hidup antara sesama ikan
- Menguntungkan bagi pembeli bila ikan berwujud benih yang akan dibudidayakan lagi.
1. Pengemasan
Pengemasan adalah suatu cara untuk membuat ikan dalam kondisi nyaman, tidak rusak, mudah,praktis dan tidak mengganggu kondisi sekitarnya, yakni selama pengangkutan atau pengiriman. Kegiatan pengamasan harus dilakukan hati-hati terutama untuk mengangkut ikan dalam kondisi hidup karena ikan ini harus mampu hidup dan kondisi fisiknya bagus sampai ke pembeli.
Pada proses pengemasan ikan hidup memerlukan keahlian dan perhitungan yang matang, terutama pada pengamasan ikan hidup dengan sistem tertutup. Cara pengamasan ikan hidup mempunyai dua cara yakni sistem terbuka dan sistem tertutup.
A. Sistem terbuka
Sistem terbuka yaitu ikan yang diangkut dengan wadah atau tempat yang media airnyaa masih berhubungan dengan udara bebas. pengangkutan sistem ini biasanya digunakan untuk jarak dekat dan membutuhkan waktu tidak lama. Pada sistem pengamasan ini mempunyai kelebihan dan kelemahan.
Kelebihan adalah :
- Difusi oksigen melalui udara ke media air masih dapat berlangsung
- Dapat dilakukan penambahan oksigen melalui aerator
- Dapat dilakukan pengantian air sebagian selama di perjalanan.
Kelemahan adalah :
- Guncangan air yang terlalu keras selama diperjalanan dapat membahayakan ikan
- Bidak bisa dilakukan pengiriman lewat pesawat
B. Sistem Tetutup
Sistem tertutup yaitu pengemasan ikan hidup yang dilakukan mengunakan wadah tertutup, udara dari luar tidak bisa masuk kedalam media tersebut. Pengemasan dengan cara ini dapat dilakukan pada jarak yang jauh. Pada sistem pengemasan tertutup harus cermat dalam perhitungan kebutuhan oksigen dengan lama waktu perjalanan, dan juga penambahan bahan dalam media sistem ini juga diperhatikan. Penambahan bahan pada media pengemasan tergantung pada jenis ikan tertentu yang akan dikemas. Pada sistem ini juga mempunyai kelemahan dan kelebihan.
Kelebihan adalah :
- Media air tahan terhadap goncangan selama pengangkutan
- Dapat dikirim melalui pesawat terbang
- Mudah penataan dalam pemanfaatan tempat selama pengangkutan
Kelemahan adalah
- Media air tidak dapat bersentuhan dengan udara luar secara langsung sehingga tidak ada tambahan oksigen
- Tidak dapat dilakukan pengantian air
Catatan : cara pengemasan ikan baik sistem tertutup maupun terbuka terutama pada benih harus ekstra hati-hati dan perlakuan sangaat khusus. Dan cara pengemasannya, bahan dan peralatan yang dibutuhkan tergantung pada ikan/udang tertentu yang akan dikemas. Ini ada pada LKS
2. Pengangkutan
Pengangkutan ikan baik benih maupun kosumsi dalam keadaan hidup, mati segar dapat dilakukan pengangkutan melalui jalur darat, laut dan udara. Pengangkutan jarak jauh lebih baik mengunakan pesawat terbang saja karena waktu tempuh lebih cepat. Tujuannya agar ikan cepat sampai tujuan dan tidak mengalami stress.
Dalam pengangkutan ikan hidup, ada beberapa hal yang harus diperhatikan,yakni :
- Jenis ikan, Jenis ikan gurame akan berbeda dengan labster dalam pengemasan
- Ukuran ikan, Ukuran ikan akan menentukan jumlah oksigen yang dibutuhkan dan kepadatan yang dibutuhkan dalam pengemasan
- Kepadatan ikan yang akan mempengaruhi sarana pengangkutan
- Sistem kemasan, kemasanya bisa mengunakan sistem tertutup atau terbuka
- Jarak tempuh, jarak yang jauh perlu mempertimbangkan sarana transportasi dan sistem kemasan
- Suhu harus dapat dipertahankan mendekati suhu normal. Untuk mepertahankan suhu sebaiknya diberi pecahan es batu disekitar media kemasan dengan perkiraan 10% dari banyaknya air media dalam kemasan.
Contoh Pengangkutan beberapa jenis ikan :
- Ikan Nila, ukuran 3-5 cm kepadatan 1000 ekor, ukuran 5-8 cm kepadatan 600 ekor dan ukuran 8-12 cm kepadatan 300 ekor, sistem pengemasan tertutup serta wadah yang digunakan kantong plastik.
- Ikan Lele, ukuran 8-12 cm kepadatan 250-350 ekor, sistem pengemasan tertutup dan wadah yang digunakan kantong plastik. Sedangkan ukuran yang sama tetapi sistem pengemasan terbuka, wadah yang dipakai jirigen.
- Ikan Patin, ukuran 2-3 cm kepadatan 2000 ekor, sistem pengemasan tertutup serta wadah yang digunakan kantong plastik. Sedang ukuran yang sama tetapi sistem pengemasannya terbuka mengunakan drum 200 liter dilengkapi oksigen dengan kepadatan 15.000 - 20.000 ekor
- Ikan Belut, semua ukuran, kepadatan 2/3-3/4 volume jirigen ataau kantong plastik, sistem pengemasan tebuka serta wadah yang digunakan kantong plastik/jirigen.
- Ikan Lobster, ukuran 1-2 cm kepadatan 500-1000 ekor, sistem pengemasan tertutup serta wadah yang digunakan kantong plastik.