Budilaksonoputra....Kabupaten Tanjung Jabung Timur adalah kabupaten pemekaran dari kabupaten Tanjung Jabung tahun 1999.
Daerah Tanjabtim 90% adalah rawa pasang surut dan rawa tidak pasang surut dan dikeliling sungai batanghari, sungai terpanjang dan terbesar di Jambi.
Tanah di kabupaten Tanjabtim adalah sebagian besar gambut. Dimana sebagian besar air tanahnya asam dan tidak dapat dimanfaatkan oleh masyarakat untuk air minum, rata-rata masyarakat menggunakan air hujan untuk keperluan sehari-hari. Di wilayah ini setiap kurang lebih 500 meter terdapat parit2, agar air rawa menuju parit dan tanah disekitarnya menjadi padat dapat ditanami sawit, karet, pinang, kelapa atau dapat sebagai bagunan rumah. Masyarakat yang tinggal di pinggir sungai rata-rata berprofesi nelayan, karena sungai sebagai sumber mata pencarian yakni menangkap ikan patin dan baung dll.
Di daerah ini banyak terdapat genangan air yang tidak kering, dimana sebagai tempat hidup sebagian habitat ikan, yang banyak ditemukan adalah ikan gabus, betok, saluang, lele, dan belut. Belum banyak masyarakat yang minat untuk budidaya ikan sebagai mata pencarian, masih sebagian kecil yang membuat empang/kolam ikan lele atau mujair. Rata-rata hasil dari kolam budidaya ikan ini masih dikosumsi sendiri. Pemanenan hanya dilakukan setahun sekali atau dipanen pada waktu ada acara hajatan. Ini disebabkan karena masyarakat masih setengah hati untuk bududaya ikan atau kurang serius mengelolanya.
Ironis benar wilayah perairan terbesar terdapat 2 SMKN yang mempunyai Program Agribisnis Perikanan, tetapi minat masyarakat perikanan budidaya sangat kecil sehingga produksi dari perikanan budidaya belum terlihat secara nyata. Apalagi untuk mencari tempat praktek setiap hari libur semester, siswa kesulitan sehingga tidak dilaksanakan sampai saat ini di dalam lingkungan Kabupaten Tanjung Jabung Timur.
Kabupaten Tanjabtim sangat cocok untuk pengembangan perikanan budidaya. Pada sector perikanan budidaya yang sekarang dibudidayakan sebagian kecil masyarakat masih secara tradisional adalah budidaya ikan Lele, Patin, nila dan sebagian kecil ikan mas dan mujair. Untuk ikan gabus masyarakat belum berminat.
Untuk meningkatkan ekonomi masyarakat melalui sektor perikanan, maka pemerintah kabupaten Tanjung Jabung Timur melalui Dinas Kelautan dan Perikanan harus gencar turun kelapangan untuk melakukan pembinaan terhadap pembudidaya ikan. Karena selama ini produksi perikanan budidaya sangat rendah. Contohnya anak taruna2 SMKN 2 Tanjabtim hari Sabtu ( 16/11/2013) mencari ikan lele yang ukuran 1 kilogram yang akan dibuat menjadi produk olahan Nugget ikan lele harus jauh-jauh ke kecamatan Rantau Rasau, itu juga hanya satu tempat yang ada budidaya lele secara tradisional
Unttuk meningkat kemandirian usaha budidaya ikan dan peningkatan produksi hasil perikanan, maka Dinas Kelautan dan Perikanan secara rutin melaksanakan pembinaan, penyuluhan dan pemberian bantuan stimulan kepada kelompok pembudidaya, baik berupa benih, obat-obatan maupun sarana prasarana pembudidayaan ikan. Tak terkecuali bila pemerintah mengadakan event desa ( misalkan Bhakti Sosial Menata Desa) yang merupakan program rutin tiap bulan dilaksanakan di desa-desa yang masuk katagori tertinggal dikabupaten Tanjung Jabung Timur.
Bila program ini sudah berjalan harus ditindaklanjuti terus menerus agar desa tertinggal tersebut berkembang melalui produksi perikanan budidaya. Kepada masyarakat yang menerima bantuan benih, agar benih yang sudah ditebar tersebut dipelihara yang baik, dan dikembangkan sendiri untuk kedepannya agar dapat memberi manfaat bagi anggota kelompok maupun masyarakat sekitar, dan apabila dalam pemeliharaan ikan tersebut ada kendala, agar menghubungi Dinas Kelautan dan Perikanan untuk dapat dicarikan solusinya.