Budilaksonoputra...Lima pelajar Sekolah Menengah Kejuruan Muhammadiyah Semin membuat film independent atau dikenal film indie yang terispirasi dari kesemprawutan penyelenggaraan Ujian Akhir Sekolah (UAN) tingkat SMA/SMK beberapa waktu lalu. Film tentang perjuangan seorang kakak yang bernama Anom yang rela bekerja keras untuk membiayahi adiknya bernama welas sehingga bisa mengikuti UAN ini akhirnya berhasil memperoreh Juara II Nasional yang diselenggarakan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudidayaan 2013.
Minggu ( 10/11/2013) malam lalu karya mereka, film yang berjudul " Ditunda Minggu Depan" terpiliah menjadi Juara II Tingkat Nasional yang digelar ditaman Budaya Yogjakarta. Film ini sebelumnya menyabet Piala Gubernur DIY katagori pelajar dalam festival film indie, Fekan Film Yogyakarta. Juli lalu film indie berjudul " Angringan Samin" karya anak SMK Muhammadiyah Semin ini juga meraih Juara II lomba film tingkat DIY High School Enterpreneur Movie Competition yang digelar oleh Akademi Broadcasting Yogyakarta. "Kemenangan ini kami persembahkan untuk sekolah" ucap Candra Adtya selaku sutradara Film DMD, senin (11/11/2013).
Mereka berlima yakni Edi widodo,Tyas Purwaningsih, Nanang Sulistyawan, Rahmad Setiawan dan Candra Adtya tidak berambisi untuk menang. Mereka hanya menyalurkan hobi yang sama, kemudian ingin mempersembahkan yang ternaik untuk sekolah, guru dan keluarga mereka. Mengarap film Ditunda Minggu Depan ( DMD ) membutuhkan waktu 10 hari. setting tempat film yang berdurasi 15 menit 6 detik tersebut hanya seputar sekolah,Pasar Semin dan pemikiman disekitar sekolah. Dalam pembuatan film mereka lakukan setelah pulang sekolah, kadang harus lembur sampai malam, tapi kami asik mengerjakannya untuk menyukseskan film tersebut..kata candra. Proses Editing film yang tidak membutuhkan fasilitas mewah, dikerjakan hanya diruang lorong bawah tangga yang berukuran 2 x 2 m. " Ini juga menjadi kendala karena kameranya hanya satu..papar edy sebagai kamerame.
Ide Film DMD bermula dari kesemrawutan UAN saat ini, karena dalam pemberitaan dimedia massa bahwa pelaksanaan UAN ditunda dibererapa daerah maupun wilayah. Ini menjadi pembicaraan yang sangat heboh dibeberapa wilayah. Di lain sisi ada siswa yang tak mampu membayar adminitrasi UAN karena persoalan biaya. Akhirnya muncul pembuatan film ini..pungkasnya Tyas sebagai penulis naskah. ( Sumber : Harianjogja )