Budilaksono.com.... Salam Inspiratif, Kepada bapak ibu bahwa Kesuksesan para pembudidaya ikan faktor paling utama adalah ketersediaan pakan. Rata2 pakan yang dipakai para petani ikan adalah pakan dari pabrik yang harga mahal sehingga pendapat sekali panen sedikit.
Untuk meningkatan pendapatan maka para kelompok tani bersama-sama membuat pakan sendiri dari limbah industri yang harganya lebih murah. Salah satu kelompak petani ikan yang membuat pakan sendiri adalah kelompok Mina Siwani Desa Singodutan kecamatan Selogiri Wonogiri.
Terbukti pada panen kali ini dengan menggunakan pakan 100% buatan sendiri kelompok ini dapat meraup keuntungan yang lebih besar dibanding menggunakan pakan pabrik.
Sarno mengatakan pakan buatan sendiri mampu menekan biaya pemeliharaan hingga 50 %. Pakan ikan dibuat dari bahan2 alternatif antara lain berupa tepung ikan rucah ( ikan sisa ), bekatul, roti afkir, daun pepaya sampai daun kelor. Agar pakan yang dibuat dikosumsi oleh ikan untuk meningkatkan ketahanan tubuh terhapat penyakit maka pembuatan pakan sebaiknya ditambah mineral atau vitamin.
Pembuatan 20 kg pakan hanya menelan biaya Rp 57.500,-. Dengan demikian biaya pembuatan pakan hanya sekitar 2.300,- / kg. Biaya tersebut jauh lebih hemat dibandingkan dengan membeli pakan pabrik yang harganya sekitar Rp. 8.666,- /kg
Ketua paguyuban pembudidaya ikan Mina Selomanis Kecamatan Selogiri , Siswanto menuturkan, sebanyak 1.750 benih ikan lele yang dibududayakan selama tiga bulan lebih, pada saat panen mampu menghasilkan 167,5 kg ikan.
Pakan buatan sendiri mampu memberi keuntungan hingga Rp. 700.000,- per seribu benih ikan lele. Adapun pakan pabrik hanya memberi keuntungan Rp. 300.000,- per seribu benih ikan lele. Meski demikian mereka belum bisa membuat pakan yang mampu mengapung.
"Kami sedang mencari resep bagaimana caranya agar pakan dapat mengapung didalam air, tapi masih juga ada yang tenggelam" katanya. Camat Selogiri, Bambang Haryanto mengatakan upaya mereka untuk membuat pakan sendiri sungguh luar biasa."Semangat yang luar biasa, roti afkir bisa jadi pakan ikan ," ujarnya.
Kepala Dinas Peternakan Perikanan dan Kelautan Wonogiri, Rully Pramono Retno menambahkan, pembudidaya hendaknya juga memperhitungkan biaya tenaga kerja dan biaya bahan bakar jika ingin mengembangkan usaha lebih besar. Pihaknya menyarankan agar pembudidaya rajin mencari informasi agar dapat membuat pakan yang mampu mengapung. ( Sumber : suara merdeka )